Masalahnya, sang istri mengalami suatu gangguan fungsi seksual yang disebut vaginismus, yaitu suatu kekejangan abnormal otot vagina dan sekitarnya sehingga hubungan seksual tidak mungkin dilakukan. Apa sesungguhnya yang menyebabkan gangguan itu?
Inilah peristiwa seksual yang dialami ketika pertama kali wanita itu melakukan hubungan seksual. Peristiwa itu terjadi pada malam pertama, ketika suaminya dengan sangat bergairah dan tergesa-gesa melakukan hubungan seksual, seolah-olah tidak memberi kesempatan kepadanya untuk sekadar berbaring dulu menikmati aroma malam pengantin. Dia yang saat itu tidak siap dan tidak terangsang, mengalami rasa sakit yang cukup menyiksa. Keadaan ini, yang diperparah oleh rasa ngeri melihat bercak darah, telah membekas sangat dalam di dalam dirinya. Kemudian hari-hari selanjutnya, bukan kemanisan bulan madu yang ia nikmati, melainkan penderitaan, setiap kali suaminya mendekat dan melakukan hubungan seksual.
Pengalaman malam pertama itu benar-benar merupakan trauma seksual bagi wanita itu. Ternyata hubungan seksual tidaklah seindah apa yang dibayangkan sebelumnya. Akibatnya ternyata cukup menyedihkan dan berkepanjangan. Selama dua tahun perkawinan itu ia cukup menderita setiap kali melakukan hubungan seksual. Setiap kali melakukannya, ia merasa ketakutan, yang kemudian harus dilanjutkan dengan kebohongan berupa hubungan anal sex yang ternyata tidak diketahui oleh sang suami.
Kini, setelah dua tahun menikah, wanita itu mulai bosan dan jengkel dengan apa yang dilakukan dan disembunyikan dari suaminya. Dia juga ingin menikmati kehidupan seksual yang normal. Lebih dari itu, muncul masalah lain karena sang suami, sering bertanya mengapa kehamilan tak kunjung datang. Jawabannya tentu saja sangat mudah: mana mungkin terjadi kehamilan kalau hubungan seksual selalu berlangsung secara anal sex. Kini dia justru pusing bagaimana harus menjawab pertanyaan suami, mengapa kehamilan tak kunjung datang. Dia tidak dapat membayangkan bagaimana reaksi sang suami kalau dia harus berterus terang bahwa hubungan yang selama ini dilakukan adalah hubungan anal sex.
Ternyata trauma seksual pertama kali bukan hanya dialami oleh wanita, melainkan juga pria. Pengalaman seksual pertama kali yang kemudian berakibat buruk dialami pula oleh pasien saya yang lain, seorang laki-laki berusia 30 tahun. Pada malam pengantinnya, sang istri yang memang sudah berpengalaman seksual sebelumnya, mengeluh karena pria itu terlalu cepat mengalami ejakulasi sehingga ia tidak merasa puas. Pria yang memang belum pernah melakukan hubungan seksual itu, benar-benar merasa terpukul dan malu, di samping kecewa dan tidak berdaya.
Hari-hari selanjutnya, bagai di dalam neraka bagi pasangan suami-istri itu. Apa yang terjadi selanjutnya? Pria itu mengalami impotensi, dan tentu saja istrinya pusing kepala. Maka kacaulah suasana pengantin baru itu. Bahkan gangguan fungsi seksual itu tetap berlanjut sampai setahun kemudian, sampai dia datang ke klinik saya.
Kedua kasus ini hanya sekadar contoh betapa pentingnya pengalaman seksual pertama kali, atau pada malam pengantin, atau pada masa bulan madu. Banyak lagu atau kisah cinta yang mengumandangkan kemesraan suami-istri pada malam pengantin atau pada masa bulan madu. Masa ini adalah masa awal pernikahan sejak malam pengantin, yang diharapkan oleh pasangan pengantin baru sebagai masa yang penuh kemesraan. Tetapi ternyata tidak sedikit pengantin baru yang tidak menikmati kemanisan dan keindahan masa bulan madu. Kedua kasus di atas merupakan contoh yang jelas. Bagi mereka, masa bulan madu hanyalah impian pengarang lagu dan kisah cinta. Bahkan malam pengantin dan masa bulan madu merupakan masa yang menyakitkan, yang berakibat sangat panjang dan melelahkan.
Pengalaman seksual pada malam pertama memang perlu diperhatikan oleh pengantin baru. Suami-istri yang sama-sama belum berpengalaman secara seksual, tentu memerlukan waktu untuk mengerti dan merasakan nilai hubungan seksual sebagai suatu bentuk komunikasi yang paling dalam. Dan inilah nilai moral secara umum yang masih berlaku di masyarakat kita, walaupun tidak dapat dibantah bahwa hubungan seksual sebelum menikah telah banyak terjadi.
No comments:
Post a Comment