bagaimanakah kesabaran itu dapat menyatu dalam jiwa kita,
Pertama, kita harus kembali pada niat da’wah kita. Apa yang kita perbuat adalah untuk Allah semata. Jika Dia menghendaki kita diberi ujian, maka datanglah ujian itu dan akan ada suatu kebaikan di baliknya. Apa yang kita lakukan adalah aperintah-Nya, maka apapun yang akan ditimpakan oleh-Nya adalah yang terbaik.
Kedua, memperbanyak interaksi dengan Al Qur’an. Al Qur’an merupakan obat bagi hati. Penyakit tergesa-gesa, kecewa, putus asa, mutung, dan sebagainya dapat dismbuhkan dengan Al Qur’an. Bacalah Al Qur’an dan salami maknanya.
Ketiga, memperbanyak puasa sunnah. Puasa mengendalikan nafsu dan mengekang hawa nafsu, sedangkan ketidaksabaran biasanya didorong oleh nafsu adan dibakar oleh hawa nafsu. Puasa dapat melatih kesabaran, dan menjadikan kita bertindak hati-hati.
Keempat, membiasakan diri membaca kisah-kisah kesabaran dari para sahabat dan tabiin dalam berjuang. Kisah ini akan menginspirasi kita untuk bersabar, merasa diri kita kalah sabar dan bersemangat untuk menjadi lebih meningkatkan kesabaran agar setangguh mereka. Kisah-kisah ini akan memberikan peringatan bahwa tantangan yang kita hadapi tidak seberat mereka.
Kelima, kembali pada visi dan tujuan da’wah kita. Lihatlah kembali apa yang kita lakukan sesungguhnya adalah mulia, terencana sejak lama dan menjadi harapan banyak ummat manusia. Tidakkah amat merugi jika kemuliaan ini terhapus oleh ketidaksabaran yang muncul hanya sesaat?
Menjadi orang tipe apapun, kita mesti belajar dan terus belajar. Sekarang kita belajar dan terus belajar menjadi orang yang sabar ketika berdakwah. Setiap hari adalah latihan kesabaran, setiap peristiwa adalah ujian kesabaran.
bit.ly/facebookbayups bit.ly/blogspotbayups bit.ly/scholarbayups bit.ly/youtubebayups
Friday, December 9, 2011
Thursday, December 8, 2011
perempuan yang tidak disukai laki-laki
ada 13 sifat atau tipe perempuan yang tidak disukai laki-laki:
Perempuan tipe ini menempati urutan pertama dari sifat yang paling tidak disukai laki-laki. Padahal banyak perempuan terpandang berkeyakinan bahwa laki-laki mencintai perempuan “yang memiliki sifat perkasa”. Namun survai itu justru sebaliknya, bahwa para peserta survai dari kalangan laki-laki menguatkan bahwa perempuan seperti ini telah hilang sifat kewanitannya secara fitrah. Mereka menilai bahwa perangai itu tidak asli milik perempuan. Seperti sifat penunjukan diri lebih kuat secara fisik, sebagaimana mereka menyaingi laki-laki dalam berbagai bidang kerja, terutama bidang yang semestinya hanya untuk laki-laki… Mereka bersuara lantang menuntut haknya dalam dunia kepemimpinan dan jabatan tinggi! Sebagian besar pemuda yang ikut serta dalam survai ini mengaku tidak suka berhubungan dengan tipe perempuan seperti ini.
Tipe perempuan ini menempati urutan kedua dari sifat yang tidak disukai laki-laki, karena perempuan yang banyak omong dan tidak memberi kesempatan orang lain untuk berbicara, menyampaikan pendapatnya, umumnya lebih banyak memaksa dan egois. Karena itu kehidupan rumah tangga terancam tidak bisa bertahan lebih lama, bahkan berubah menjadi “neraka”.
Adalah tipe perempuan yang orientasi hidupnya hanya kebendaan dan materi. Segala sesuatu dinilai dengan harga dan uang. Tidak suka ada pengganti selain materi, meskipun ia lebih kaya dari suaminya.
Tipe perempuan ini menempati urutan keempat dari sifat perempuan yang tidak disukai laki-laki.
Yaitu tipe perempuan yang tidak memiliki pendapat, tidak punya ide dan hanya bersikap pasif.
Pertama, perempuan yang kelaki-lakian, “mustarjalah”
Perempuan tipe ini menempati urutan pertama dari sifat yang paling tidak disukai laki-laki. Padahal banyak perempuan terpandang berkeyakinan bahwa laki-laki mencintai perempuan “yang memiliki sifat perkasa”. Namun survai itu justru sebaliknya, bahwa para peserta survai dari kalangan laki-laki menguatkan bahwa perempuan seperti ini telah hilang sifat kewanitannya secara fitrah. Mereka menilai bahwa perangai itu tidak asli milik perempuan. Seperti sifat penunjukan diri lebih kuat secara fisik, sebagaimana mereka menyaingi laki-laki dalam berbagai bidang kerja, terutama bidang yang semestinya hanya untuk laki-laki… Mereka bersuara lantang menuntut haknya dalam dunia kepemimpinan dan jabatan tinggi! Sebagian besar pemuda yang ikut serta dalam survai ini mengaku tidak suka berhubungan dengan tipe perempuan seperti ini.
Kedua, perempuan yang tidak bisa menahan lisannya “Tsartsarah”
Tipe perempuan ini menempati urutan kedua dari sifat yang tidak disukai laki-laki, karena perempuan yang banyak omong dan tidak memberi kesempatan orang lain untuk berbicara, menyampaikan pendapatnya, umumnya lebih banyak memaksa dan egois. Karena itu kehidupan rumah tangga terancam tidak bisa bertahan lebih lama, bahkan berubah menjadi “neraka”.
Ketiga, perempuan materialistis “Maaddiyah”
Adalah tipe perempuan yang orientasi hidupnya hanya kebendaan dan materi. Segala sesuatu dinilai dengan harga dan uang. Tidak suka ada pengganti selain materi, meskipun ia lebih kaya dari suaminya.
Keempat, perempuan pemalas “muhmalah”
Tipe perempuan ini menempati urutan keempat dari sifat perempuan yang tidak disukai laki-laki.
Kelima, perempuan bodoh “ghobiyyah”
Yaitu tipe perempuan yang tidak memiliki pendapat, tidak punya ide dan hanya bersikap pasif.
Keenam, perempuan pembohong “kadzibah”
Tipe perempuan yang tidak bisa dipercaya, suka berbohong, tidak berkata sebenarnya, baik menyangkut masalah serius, besar atau masalah sepele dan remah. Tipe perempuan ini sangat ditakuti laki-laki, karena tidak ada yang bisa dipercaya lagi dari segala sisinya, dan umumnya berkhianat terhadap suaminya. Ketujuh, perempuan yang mengaku serba hebat “mutabahiyah”
Tipe perempuan ini selalu menyangka dirinya paling pintar, ia lebih hebat dibandingkan dengan lainnya, dibandingkan suaminya, anaknya, di tempat kerjanya, dan kedudukan materi lainnya… Kedelapan, perempuan sok jagoan, tidak mau kalah dengan suaminya
Tipe perempuan yang selalu menunjukkan kekuatan fisiknya setiap saat. Kesembilan, perempuan yang iri dengan perempuan lainnya.
Adalah tipe perempuan yang selalu menjelekkan perempuan lain. Kesepuluh, perempuan murahan “mubtadzilah”
Tipe perempuan pasaran yang mengumbar omongannya, perilakunya, menggadaikan kehormatan dan kepribadiannya di tengah-tengah masyarakat. Kesebelas, perempuan yang perasa “syadidah hasasiyyah”
Tipe perempuan seperti ini banyak menangis yang mengakibatkan laki-laki terpukul dan terpengaruh semenjak awal. Suami menjadi masyghul dengan sikap cengengnya. Keduabelas, perempuan pencemburu yang berlebihan “ghayyur gira zaidah”
Sehingga menyebabkan kehidupan suaminya terperangkap dalam perselisihan, persengketaan tak berkesudahan. Ketigabelas, perempuan fanatis “mumillah”
Model perempuan yang tidak mau menerima perubahan, nasehat dan masukan meskipun itu benar dan ia membutuhkannya. Ia tidak mau menerima perubahan dari suaminya atau anak-anaknya, baik dalam urusan pribadi atau urusan rumah tangganya secara umum. Model seperti ini memiliki kemampuan untuk nerimo dengan satu kata, satu cara, setiap harinya selama tiga puluh tahun, tanpa ada rasa jenuh!
Wednesday, December 7, 2011
Reliabilitas data kualitatif
Reliabilitas penelitian kualitatif dipengaruhi oleh definisi konsep yaitu suatu konsep dan definisi yang dirumuskan berbeda-beda menurut pengetahuan peneliti, metode pengumpulan dan analisis data, situasi dan kondisi sosial, status dan kedudukan peneliti dihadapan responden, serta hubungan peneliti dengan responden.
Keabsahan Data Kualitatif
Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan data, yaitu:
1. Kredibilitas
Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, per debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan member check.
Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu:
a. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari responden, dan untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
b. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
c. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
d. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.
e. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.
2. Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain.
3. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan.
4. Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.
1. Kredibilitas
Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, per debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan member check.
Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu:
a. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari responden, dan untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
b. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
c. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
d. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.
e. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.
2. Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain.
3. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan.
4. Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.
Focus Group Discussion (FGD)
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti.
Metode Analisa Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif adalah bagian dari kegiatan penelitian yang dilakukan setelah data dari seluruh responden yang dilakukan melalui kuesioner terkumpul. Adapun metode analisa data kuantitatif dibagi menjadi dua, yakni statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Satatistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan kondisi obyek penelitian sebagaimana aslinya tanpa memberikan kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Model ini digunakan pada penelitian populasi tanpa pengambilan sampel. Misalnya, untuk meneliti minat siswa pada pelajaran IPA kelas 8 SMP NUSA BANGSA dengan jumlah 30 siswa/i. Setelah dilakukan tes atau kuesioner, hasil analisisnya menunjukkan 90% siswa/i kurang meminati pelajaran IPA tersebut. Hasil dari 90% siswa/i yang kurang minat pada pelajaran IPA hanya berlaku pada kelas 8 SMP NUSA BANGSA dan tidak berlaku pada penarikan kesimpulan pada siswa/i lain diluar kelas 8 SMP NUSA BANGSA. Termasuk contoh lain statistik deskriptif adalah penyajian data melalui Tabel, Grafik, Diagram, dll.
Statistik inferensial seringkali disebut dengan statistik induktif atau statistik propabilitas. Teknik statistik ini dilakukan untuk menganalisis data dan hasil dari kesimpulan tersebut diberlakukan pada populasi. Karena bersifat propabiliyt, maka pemberlakuan kesimpulan pada populasi tersebut mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) dan dinyatakan dalam bentuk prosentase. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, dan bila peluang kesalahan 1%maka taraf kepercayaan 99%. Inilah yang dimaksud signifikansi dalam statistik inferensial yang dapat diperoleh dari tabel signifikansi yang sudah ada sesuai dengan teknik analisis yang digunakan. Teknik analisis untuk menguji korelasi atau hubungan antar variabel menggunakan Product Moment Correlation, Partial Correlation, Multiple Correlations, dll. Sedangkan untuk menguji perbedaan antar variabel menggunakan t-tes, Anova, dll.
Statistik inferensial dibagi menjadi dua macam, yakni parametris dan nonparametris. Perbedaannya adalah, parametris digunakan untuk menguji parameter populasi, sedangkan nonparametris digunakan untuk menguji distribusi. Penggunaan statistik parametris dan nonparametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametris biasanya digunakan untuk data interval atau rasio, sedangkan statistik nonparametris digunakan untuk analisis data nominal dan ordinal.
Metode Analisa Data Kualitatif
Metode analisa data kualitatif mempunyai dua model, diantaranya; penelitian kualitatif Etnographic (Model Spradley), dan penelitian kualitatif Grounded (Model Miles dan Huberman). Masing- masing tekniknya seperti di bawah ini:
Etnographic.
Analisis Domain (Domain Analysis). Merupakan proses untuk menemukan bagian-bagian, unsur-unsur, atau domain pengelompokan makna budaya yang terkandung dalam kategori yang lebih kecil.
Analisis Taksonomi (Taxonomic Analysis). Menyoroti pusat perhatian dengan satu langkah lebih dalam untuk mengungkap hubungan antaraunsur-unsur dari setiap domain.
Analisis Komponensial (Componential Analysis). Mencari kontras, memilah-milah, mengelompokkan, dan memasukkan semua informasi yang diperoleh ke dalam peta informasi.
Analisis Tema Kultural (). Kegiatan menganalisis data yang dimulai dari analisis domain, taksonomi dan komponensial untuk memperoleh pemahaman lebih lauas terhadap domain yang dipilih dalam situasisosial yang diteliti.
Grounded
Reduksi Data (Reduction). Merangkum, memilih hal yang pokok, fokus pada hal penting, dicari tema dan polanya. Dalam reduksi ini memungkinkan peneliti untuk membuang dan memasukkan data yang dianggap perlu. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data berikutnya.
Penyajian Data (Display). Menyajikan data atau narasi data secara sederhana dalam bentuk kata-kata, dapat dilakukan dengan membentuk tabel, grafik, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data akan terorganisir dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.
Verifikasi dan Simpulan (Verification and Conclussion). Dalam tahap pengumpulan data sebelumnya, peneliti sudah membuat simpulan-simpulan sementara. Pada tahap verifikasi ini, peneliti mengecek hasil simpulan-simpulan tersebut untuk dijadikan sebuah kesimpulan pasti dari hasil penelitiannya.
Metode Pengumpulan Data Kuantitatif
Metode pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan teknik statistik dengan cara tes atau kuesioner (angket). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyajikan berbagai pertanyaan tertulis pada responden atau obyek penelitian untuk dijawab sebagai fakta dalam penelitian. Setelah itu peneliti membuat skor dari hasil jawaban yang telah diperoleh untuk dilanjutkan pada analisa data.
Instrument atau daftar pertanyaan yang diberikan pada responden merupakan hasil pengembangan dari variabel-variabel penelitian. Oleh karena itu, berbagai pertanyaan yang diberikan harus mengarah pada inti masalah yang dikaji dalam penelitian tersebut, karena satu instrumen salah akan menjadikan data tidak valid dan berakibat pada kekacauan dalam analisis serta penarikan kesimpulan.
Wawancara (interview) serta observasi pada dasarnya dapat digunakan dalam penelitian ini tetapi tidak merupakan hal yang wajib. Artinya dalam pendekatan kuantitatif prosedur pengambilan data melalui teknik tersebut hanya dilakukan sebagai pelengkap data. Artinya, bila harus dilakukan wawancara harus dengan menggunakan Guide atau pedoman wawancara agar bahasan tidak melebar pada masalah yang lebih dalam. Jadi, inti teknik pengambilan data kuantitaif hanya pada tes atau kuesioner.
Instrument atau daftar pertanyaan yang diberikan pada responden merupakan hasil pengembangan dari variabel-variabel penelitian. Oleh karena itu, berbagai pertanyaan yang diberikan harus mengarah pada inti masalah yang dikaji dalam penelitian tersebut, karena satu instrumen salah akan menjadikan data tidak valid dan berakibat pada kekacauan dalam analisis serta penarikan kesimpulan.
Metode Pengumpulan Data Kualitatif
Metode pegumpulan data kualitatif dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya; (1) Catatan Lapangan (Fieldnotes), (2) Observasi partisipan (Participant Observations), (3) Wawancara (Dept Interview) (4) Dokumentasi. Selain teknik atau cara tersebut, dalam penelitian kualitatif juga dapat menggunakan kuesioner untuk pengumpulan datanya, namun kuesioner tersebut hanya dijadikan sebagai pelengkap data jika dibutuhkan dan bukan merupakan sumber data asli yang dijadikan pijakan analisis.
Catatan lapangan atau Fieldnotes adalah kegiatan yang mencatat apa saja yang dilihat, didengar, dirasakan, difikirkan dan dipelajari dari obyek penelitian yang selanjutnya peneliti menyusunnya secara sistematis. Karena keberhasilan suatu penelitian tergantung pada bagaimana rincian, ketepatan, dan luasnya catatan lapangan. (Bogdan dan Biklen, 1982)
Observasi Partisipan, dalam observasi ini, peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari dari obyek yang diamatai. Disamping itu peneliti melakukan pengamatan dan melakukan kegiatan serta merasakan suka dan duka dari obyek penelitian. Dengan cara observasi partisipan ini, data yang diperoleh akan lebih tajam dan sampai pada makna dari perilaku yang nampak dari obyek penelitian.
Wawancara mendalam atau Dept Interview menuntut peneliti untuk menjadi pembicara yang akrab pada sumber data (Informan), karena dengan demikian akan memungkinkan peneliti untukmenggali informasi secara luas berkaitan dengan penelitiannya. Wawancara dapat dilakukan secara formal dengan menggunakan pedoman wawancara (Guide) atau nonformal (Bebas tanpa pedoman).
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa gambar, tulisan, atau karya monumental. Pengambilan data dengan teknik dokumentasi disebut dengan studi dokumen. Artinya, peneliti mempelajari berbagai sumber dokumen yang berkaitan dengan pokok penelitian sebagai pelengkap hasil observasi dan wawancara. Alasannya, hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel/ dapat dipercaya jika didukung oleh sejarah masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi.
Monday, December 5, 2011
Mengutip penelitian melalui Al quran
Kita ketahui bersama bahwa gelar Ph.D. atau PhD atau bahasa latinnya philosophiæ doctor
adalah gelar bergengsi dan gelar tertinggi yang bisa di dapatkan oleh manusia yang diberikan manusia (tentunya selain gelar alm.). Yang artinya adalah Guru Filosofi atau filsuf atau juga sering dengan julukan Dr.Phil. Banyak universitas yang menambahkan program kelulusan master ini. Namun di Indonesia tentu merupakan suatu hal yang sulit di dapatkan.
adalah gelar bergengsi dan gelar tertinggi yang bisa di dapatkan oleh manusia yang diberikan manusia (tentunya selain gelar alm.). Yang artinya adalah Guru Filosofi atau filsuf atau juga sering dengan julukan Dr.Phil. Banyak universitas yang menambahkan program kelulusan master ini. Namun di Indonesia tentu merupakan suatu hal yang sulit di dapatkan.
Seorang kandidat untuk mendapatkan gelar Ph.D. haruslah mengajukan desertasi atau thesis yang merupakan bidang ilmu yang sangat dikuasainya dan kandidat tersebut harus membela thesisnya dihadapan para penguji. Para penguji biasanya memberikan beberapa pertanyaan, yang diharapkan jawaban yang didapat adalah sesuatu hal yang baru bagi ilmu pengetahuan dan dapat diterima dan dapat dipertanggung jawabkan. Dan pertanyaannya bukanlah sesuatu hal yang mudah bahkan sangat sulit untuk diketemukan jawabannya, butuh biaya minimal Rp 20 juta dan bereksperimen dari 3 – 5 tahun untuk mendapatkan jawabannya dari pertanyaan yang diajukan tersebut.[ii]
Terkadang dari kalangan akademisi muslim maupun non-muslim banyak yang ragu atau malu mengutip ayat ayat dari Al-Quran untuk mendukung penelitiannya. Jangankan untuk mendapat gelar Phd untuk gelar D3 S1 S2 tidak banyak yang berani mengutip penelitiannya lewat Al-Quran. Karena dianggap tendensius agama tertentu dibandingkan sebagai sumber ilmu pengetahuan. Namun pendapat ini telah digugurkan oleh penelitian yang dilakukan oleh DR.Zaid Kasim Mohammad Ghazzawi. Bahwa suatu keniscayaan mengutip Al-Quran sebagai bahan penelitian di bidang yang dikuasainya.
Pengalaman mendapatkan gelar Ph.D dengan bersumber inspirasi jawaban dari Al-Quran ini dialami oleh DR.Zaid Kasim Mohammad Ghazzawi[iii] dalam penelitiannya untuk mendapatkan gelar Ph.D di Britain. Beliau adalah ahli dalam bidang ilmu BioMekanik. Zaid Kasim menunjukkan betapa Allah SWT membimbingnya untuk mendapatkan jawabannya dalam Al-Quran dalam beberapa menit dibandingkan bertahun tahun lamanya mencari ilmunya dari orang lain.
Pertanyaannya untuk gelar Ph.D nya adalah :
“Apakah muatan dasar dari tulang manusia?”
Sepertinya pertanyaan ini adalah untuk menemukan bahan dasar dari tulang manusia semenjak tulang memiliki fungsi pergerakan dan fungsi psikologis (figur 1) dan sepertinya ada struktur ketika bahan dasar tulang itu terbentuk dari 3 muatan yaitu : Kompresi (tekanan), tensi (tegangan), atau bending (bengkokan) (figur 2). Jadi bahan muatan yang manakah dari ketiga bahan tersebut yang ada di tulang ketika terjadi pergerakan?
Munculnya pemikiran tentang struktur mesin tulang manusia dimulai sejak abad 1900 (lebih dari 100 tahun dari sekarang) dan belum ada pernyataan dan jawaban resmi hasil penelitian dari pertanyaan tersebut di atas. Padahal jawaban untuk pertanyaan tersebut di atas adalah sangat penting dalam kepentingan bidang system prosthetic, sehingga jika telah diketahui tulang manusia termuat bahan tertentu, maka bagian prosthetic tulang bisa didesain untuk mengoptimalkan muatan tulang tersebut sehingga bisa meningkatkan kekuatan tulang setelah dilakukan implant dan meminimalisir dari risiko kerusakan tulang.
Jawabannya telah ada di abad 14 yang lalu (lebih dari 500 tahun dari sekarang) dari Al-Quran :
Allah SWT Yang Maha Pengampun memberitahukan beliau tentang jawaban dari pertanyaan yang telah eksis 100 tahun yang belum ada jawaban tersebut. Beliau dalam waktu beberapa menit sebelumnya memulai dari mengambil dua ayat dalam Al-Quran dengan sangat hati hati. Seperti dalam surat Ar-Rahman ke 55 ayat ke 14 yang menyatakan :
“Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar”
Yang demikian jika kita mengambil pengertian secara hati hati dari ayat ini dan tidak melulu sekedar menceritakan tentang bahwa Allah SWT mengajarkan kepada kita bahwa Dia membuat kita dari bahan materi tanah (Dalam hal ini seperti Materi bahan tanah Keramik ) yang menjadi bahan dasar pembuatan tembikar dan oleh karena itu kita bisa mengambil kesimpulan bahwa tulang manusia terbuat dari bahan dasar tanah keramik. Kesimpulan ini telah dibuktikan dengan eksperimen seperti dalam figur 4.
Figur 4 : Kesamaan yang sempurna dari proses respon tulang dan proses respon keramik.
Seperti terlihat dalam figur 4, bahwa proses respon tulang untuk menjadi tulang kuat sangat indentik dengan proses respon bahan keramik untuk menjadi keramik yang kuat. Sekarang sebuah materi keramik bisa menjadi pokok pembelajaran dalam bahan tekanan proses kompresi, tensile, flexural dan pertanyaan sebelumnya tersebut yang masih menyisakan pertanyaan yang belum terjawab yaitu:
“Dari ketiga proses tekanan tersebut, manakah yang berada di tulang manusia?”
Dan jawaban untuk pertanyaan ini juga terdapat di dalam Al-Quran dalam Surat :At-Tin 95:4 yang menyatakan :
“Sungguh , kami menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya”
Sepertinya Allah SWT ingin mengajarkan kita bahwa Dia menciptakan manusia dalam keadaan yang paling optimal dengan maksud bahwa tulang manusia dibentuk dengan proses yang paling optimal atau maksimal yang menunjukkan tingkat kekakuan dan kekuatan maksimal, Kemudian dengan mengetahui bahwa keramik juga merupakan hasil kompress bahan tanah dengan tingkat kekakuan dan kekuatan maksimal, maka dari itu kita bisa menyimpulkan bahwa bahan pembentuk tulang adalah dengan kompress.Dan inilah jawaban dari pertanyaan tersebut yang lama dinanti nantikan di dunia science selama 100 tahun.
Lebih lanjut lagi dengan modelling Komputer :
Dengan bimbingan Allah SWT untuk menunjukkan bahwa bahan tulang manusia telah terkompress, beliau membuat modelling komputer tulang rahang bawah manusia.
Setelah membuat model tulang rahang manusia seperti dalam figur 5, beliau menambahkan otot otot dan kekuatan lainnya secara menyeluruh dalam gerakan mengunyah seperti dalam figur 6 :
Setelah langkah modelling dan mengunyah dalam figur 6, komputer telah mengkalkulasikan tekanan secara umum di dalam model tulang rahang tersebut dan hasilnya bisa dilihat dalam figur 7 yang menunjukkan bahwa tekanan di dalam tulang adalah tekanan kompress, yang sangat tepat ditarik kesimpulannya dengan Al-Quran.
Hal ini menunjukkan wahai sister brother, bagaimana Allah SWT mengajarkan kita semua tentang segala hal melalui Al-Quran yang merupakan suatu kebanggaan dan kehormatan bagi mereka yang meyakini. Banyak orang berbicara adanya Gap ilmu pengetahuan antara kaum muslimin dan kaum barat, namun demikian, kita bisa melihat dalam artikel ini bahwa Allah SWT tidak saja menghilangkan Gap tersebut tapi juga memberikan pembelajaran dari orang orang yang yakin kepada yang lainnya. Dan alasan mengapa kaum muslimin sekarang di dalam dunia keterbelakangan adalah karena mereka meninggalkan Al-Quran ke padang pasir.
Tentu saja Allah SWT juga menginginkan bahwa dengan adanya ilmu pengetahuan ini diharapkan dapat menarik perhatian bagi mereka yang ragu tentang Al-Quran dan jalan lurusNYA. Ini seperti ketika orang-orang non muslim menemukan dirinya belajar tentang ilmu permesinan dan semua cabang ilmu pengetahuan dari Al-Quran dan kemudian mereka akan menemukan kebahagiaan di dalam kehidupan ini dan kehidupan selanjutnya. Dan ini menunjukkan kebenaran firman Allah SWT dalam ayat 53 surat ke 41 (Fussilat) yang menyatakan :
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”
Subscribe to:
Posts (Atom)