Sunday, April 22, 2012

Menikah juga memperhitungkan ekonomi


Menikah tak hanya melihat fisik dan kebaikan yang dia berikan karena itu hanya ada dalam kehidupan cinta. Menikah juga memperhitungkan ekonomi karena kekasih baik belum tentu ketika sudah menikah masih baik.

Contohnya saja hari ini, ya ketika sore tadi aku sedang asik nonton televisi bersama ibu dan adikku tiba-tiba tetangga depan rumah datang dengan penuh air mata dan membawa tabung gas 3kg ke rumah ku. Sontak aku dan ibu ku terkejut melihatnya. Ternyata dirinya sedang bertengkar dengan suami, dirinya datang ke rumahku untuk menitipkan tabung gas 3kg itu agar tidak di banting oleh suaminya. Dirinya cerita kalau barang-barang di rumahnya di banting oleh suaminya. Setelah menitipkan tabung gas itu lalu dirinya pulang dan tak lama suaminya pun pergi bersama anak pertamanya membawa angkotnya. Ibu ku datang ke rumah untuk memastikan tidak terjadi apa-apa dengan istrinya. Ternyata ketika ke rumahnya, televisi di rumahnya pecah dan rumahnya berantakan. Dirinya pun bercerita penyebab pertengkaran dengan suaminya. Ternyata suaminya seharian tidak narik angkot dan main PS seharian. Ketika di mintain tolong istrinya untuk menjaga bayinya, sang suami tidak mau. Lalu sang istri pun berkata "ya allah kamu seharian ga narik angkot ga dapat uang masa di minta tolong jaga anak sebentar ga mau? mau kamu apa si mas?" lalu suaminya langsung membanting televisi di rumahnya dan marah-marah.

Ya tuhan aku bila jadi istrinya pun akan kesal melihat tingkah laku suaminya. Keuangan sulit ko malah ga ada tanggung jawabnya. Seharusnya bila sudah siap menikah harus siap menafkahi istri dan anak-anaknya, harus siap bertanggung jawab terhadap kebahagiaan istri dan anak-anaknya. Untung saja tetangga saya itu mendapatkan istri yang baik dan sabar, coba kalau tidak? istrinya akan bawel karena tidak di beri uang setiap hari bahkan terkadang dirinya tidak makan. Tetanggaku terkadang meminjam uang kepada ibu karena suaminya tidak pulang beberapa hari (supir angkot itu penghasilannya perhari, jadi bila suami tidak pulang sang istri tidak dapat belanja esok harinya). Ko ada ya suami seperti itu, sudah jarang pulang, jarang mengurus anaknya dan jarang memberi uang kepada istrinya. Padahal rumah saja sudah di berikan tumpangan gratis, masih ada saja penagih utang yang suka datang ke rumahnya. Apakah sang suami tidak kasihan dengan istri dan anak-anaknya? Apakah suaminya tidak sayang dengan istri dan anak-anaknya?

Mungkin ini kali ya yang di namakan cinta buta. Katanya dulu ketika pacaran suaminya baik tapi setelah menikah jadi berubah. Untuk para pria dan wanita pikirkanlah sebelum menikah karena menikah itu tak semudah berpacaran. Bila sudah menikah itu tinggal berdua, mau berantem seperti apapun harus di selesaikan dirumah itu. Bila pulang ke rumah orangtua atau pisah ranjang oranglain akan tau bahwa dalam rumah tangga itu ada masalah.

Bagi para wanita sebelum menikah tak ada salahnya menelisik lebih dalam sifat calon suaminya apakah benar-benar baik dan rajin ibadahnya karena orang yang rajin ibadah insya allah kelakuannya akan terjaga. Ibadahnya juga akan menentukan apakan dirinya dapat menjadi imam yang baik dalam keluarganya kelak. Lihatlah apa calon suami anda menyayangi dan menghormati ibunya dan kakak atau adik perempuanya. Kalau iya kemungkinan besar untuk menyakiti wanita sangat sedikit.Tak ada salahnya menanyakan pemasukan dan pengeluaran calon suami ko atau malah tanya pekerjaannya itu sudah 'tetap' atau belum. Bukan karena matre tapi ini untuk kehidupan anda ke depan bersama anak-anak anda. Keuangan calon suami tak lagi untuk dirinya sendiri tapi untuk istri dan anak-anaknya. Bila perlu tanya tabungannya dan sudah siapkah dirinya menafkahi anda dan anak-anaknya. Tabungan untuk menjaga-jaga bila pekerjaan suami anda mengalami kendala. Ya syukur-syukur anda mendapatkan suami yang mapan jadi tak perlu bekerja diluar rumah lagi dan lebih fokus merawat anak-anak anda karena seorang istri sangat berperan dalam tumbuh kembang dan pembentukan prilaku anak.

Bagi para pria sebelum menikah tak ada salahnya menelisik lebih dalam sifat calon istrinya apakah baik kepada keluarganya, apakah rajin dan pintar dalam membelanjakan uangnya. Bila dirinya baik, sopan dan berkata-kata halus kemungkinan untuk kasar itu sangat sedikit. Apalagi kalau rajin ibadah insya allah sulit untuk berbuat jahat. Bila dirinya rajin insya allah urusan anak dan rumah akan dapat di urus dengan baik oleh istri anda. Hmm,,lihat juga ini ketika anda berpacaran apakah dirinya suka berbelanja atau tidak. Bila ketika pacaran sedang jalan bersama anda suka berbelanja kemungkinan besar dirinya akan sulit untuk mengatur keuangan keluarga dan sulit untuk menabung. Apalagi kalau pas pacaran belanja suka minta anda, suka minta di belikan ini itu oleh anda, hmmm...itu sudah di pastikan keuangan keluarga anda nanti akan susah di kontrol. Ya kalau belinya pakai uangnya sendiri si tidak apa-apa, apalagi dirinya juga bekerja jadi bisa membantu keuangan anda. Boleh saja si bekerja asal jangan melupakan tugasnya sebagai seorang ibu untuk merawat dan mendidik anak-anaknya karena anak itu lebih dekat kepada ibunya jadi sang ibu sangat berperan penting dalam tumbuh kembang dan pembentukan prilaku anak anda. Kalau bisa si calon istri bisa masak biar keuangan lebih irit. Bukannya lebih enak masakan istri dari pada beli,hehehe...

Bagi orang yang ingin menikah sebaiknya buatlah komitmenketika sudah menikah nanti kepada pasangan anda agar bisa saling menghargai. Ketahui dahulu apa yang pasangan anda tidak suka, cobalah mengubah yang tidak di sukai dari diri anda menjadi di sukai pasangan anda. Satu lagi yaitu tempat tinggal, tentukan tempat tinggal anda sebelum menikah. Kalau bisa jangan tinggal sama orangtua atau mertua karena kemungkinan besar pihak luar akan mencampuri urusan rumah tangga ana. Ya bila tidak bisa memiliki rumah setidaknya mengontrak dulu walau rumahnya kecil. Bukankah katanya hidup berdua itu lebih bahagia dan rumahku istanaku. Syukur-syukur si sebelum menikah calon suami sudah memiliki rumah karena itu memang sudah tanggung jawab suami. Calon suami kan akan membawa calon istrinya pergi,hehehe...

Bijaklah dalam resepsi pernikahan jangan sampai setelah mengadakan resepsi tidak punya tabungan dan malah meninggalkan utang. Lebih baik resepsi sederhana dan sisa uangnya untuk membeli atau nyicil rumah atau mengotrak rumah. Ya walau sebenarnya hampir semua wanita mengidam-idamkan resepsi yang indah layaknya sang putri karena menikahkan hanya sekali seumur hidup jadi ga ada salahnya bermimpi seperti seorang putri. Ya kalau uangnya tak cukup yang penting akadnya, karena akad nya lah yang menentukan anda dan pasangan menjadi muhrim,hehehe...

No comments:

Followers