Monday, February 6, 2012

doa terburu-buru

Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam bersabda: “Doa salah seorang daripada kamu akan diperkenankan oleh Allah asalkan dia tidak terburu-buru lalu ia mengatakan: Aku telah berdoa, tetapi doaku belum diperkenankan." (Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Tidak selayaknya bagi seorang muslim yang menginginkan suatu hajat hanya dengan menggantungkan hasilnya pada usaha yang telah dilakukannya. Karena itulah Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk berdoa dan memohon kepada-Nya. Pintu doa yang diberikan Allah SWT tidak terhingga luasnya selama hamba-Nya mau untuk berdoa.

Namun tidak jarang, jika di antara kita yang melupakan sebuah hal penting dalam berdoa; keyakinan bahwa Allah SWT akan mengabulkan doa setiap hambanya. Dengan begitu timbul lah sikap tergesa-gesa dan berputus asa ketika keinginan kita belum terkabulkan. Keadaan yang demikian telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW untuk seseorang yang terburu-buru berkata: "Aku telah berdoa, tetapi doaku belum diperkenankan."

Seringkali kalimat seperti itu terucap dari mulut kita tanpa kita sadari. Kita tidak yakin bahwa Allah SWT akan mengabulkan setiap doa kita. Sikap seperti itu merupakan salah satu bentuk prasangka buruk kepada Allah SWT –na'udzubillah min dzalik.

Dalam sebuah Hadis Qudsi riwayat Ibnu Majah, Allah SWT berfirman yang artinya: "Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku…" Jika seorang hamba yakin dan berprasangka baik bahwa Allah SWT akan mengabulkan doanya maka demikianlah hasilnya seperti yang telah dijanjikan Allah SWT. Namun sebaliknya, jika hamba tersebut tergesa-gesa menilai bahwa Allah SWT belum juga mengabulkan doanya maka hal tersebut dapat menjadi penghalang sebuah permohonan untuk terkabul.

Keyakinan kita bahwa Allah SWT akan mengabulkan permohonan kita harus ditanamkan dengan kuat ketika kita berdoa. Tidak hanya itu, ketika keyakinan tersebut terasa melemah maka seyogyanya kita selalu memperbaruinya.

Jika keyakinan kita itu terjaga dengan baik maka akan muncul kesabaran untuk tidak tergesa-gesa menvonis keputusan Allah SWT secara negatif. Kesabaran ketika berdoa dan memohon sesuatu kepada Allah SWT inilah yang tersirat dalam sabda Nabi Shalallahu alaihi wa sallam di awal tulisan ini. 

Nabi Musa dan Nabi Harun yang berdoa agar Firaun diruntuhkan, menunggu selama 40 tahun hingga dikabulkan oleh Allah SWT. Seorang Nabi yang diutus oleh Allah SWT saja harus bersabar hingga Allah SWT berkehendak atas doanya. Maka tidak selayaknya kita menginginkan doa kita terkabul seketika. Tugas manusia hanyalah berusaha dan berdoa sedangkan segala keputusan mutlak milik Allah SWT. Sebagaimana manusia dan semesta ini hanyalah milik-Nya.

Dari Hadis Rasulullah SAW dan Hadis Qudsi tersebut di atas, kita dapat mengambil setidaknya dua pesan penting ketika kita memohon kepada Allah SWT. Yang pertama adalah tidak berputus asa dengan rahmat Allah SWT dan yang kedua tidak terburu memberikan persangkaan negatif pada Allah SWT. Allahu 'a'lam bisshawab.

No comments:

Followers