Segala
puji hanya milik Allah semata Tuhan penguasa alam semesta. Semoga keselamatan
dan kesejahteraan tetap terlimpahkan kepada utusan-Nya yang mulia yakni teladan
kita Nabi Muhammad SAW.
Sesungguhnya
nikmat Allâh Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya tidak terbatas. Di antara nikmat
yang paling besar adalah nikmat iman dan islam. Demikian juga nikmat istiqomah
di atas iman. Hal ini ditunjukkan oleh hadits di bawah ini:
Dari Sufyan bin Abdullâh ats-Tsaqafi, ia berkata: “Wahai
Rasûlullâh, katakan kepadaku di dalam Islam satu perkataan yang aku tidak akan
bertanya kepada seorangpun setelah Anda!” Beliau menjawab: “Katakanlah, ‘aku
beriman’, lalu istiqomahlah”. [HR Muslim, no. 38].
MAKNA ISTIQOMAH
Imam Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah (wafat tahun 795
H) berkata menjelaskan makna istiqomah dan kedudukan hadits ini dengan
mengatakan: “Istiqomah adalah meniti jalan yang lurus, yaitu agama yang lurus,
dengan tanpa membelok ke kanan atau ke kiri. Dan istiqomah mencakup melakukan
semua ketaatan yang lahir dan yang batin dan meninggalkan semua perkara yang
dilarang. Maka wasiat ini mencakup seluruh ajaran agama”.[1]
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 112.
فَٱسۡتَقِمۡ
كَمَآ أُمِرۡتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطۡغَوۡاْۚ إِنَّهُۥ بِمَا تَعۡمَلُونَ
بَصِيرٞ ١١٢
Maka istiqomahlah (tetaplah kamu pada jalan yang benar),
sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta
kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang
kamu kerjakan. [Hûd/11:112].
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Syûrâ ayat 15.
فَلِذَٰلِكَ
فَٱدۡعُۖ وَٱسۡتَقِمۡ كَمَآ أُمِرۡتَۖ وَلَا تَتَّبِعۡ أَهۡوَآءَهُمۡۖ وَقُلۡ
ءَامَنتُ بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِن كِتَٰبٖۖ وَأُمِرۡتُ لِأَعۡدِلَ بَيۡنَكُمُۖ ٱللَّهُ
رَبُّنَا وَرَبُّكُمۡۖ لَنَآ أَعۡمَٰلُنَا وَلَكُمۡ أَعۡمَٰلُكُمۡۖ لَا حُجَّةَ بَيۡنَنَا
وَبَيۡنَكُمُۖ ٱللَّهُ يَجۡمَعُ بَيۡنَنَاۖ وَإِلَيۡهِ ٱلۡمَصِيرُ ١٥
Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan
istiqomahlah (tetaplah dalam agama dan lanjutkanlah berdakwah) sebagaimana
diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka. Dan
katakanlah: “Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allâh dan aku
diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allâh-lah tuhan kami dan
tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu, tidak ada
pertengkaran antara kami dan kamu, Allâh akan mengumpulkan antara kita dan
kepada-Nyalah tempat kembali (kita)”. [Syûrâ/42:15].
ISTIQOMAH HATI DAN ANGGOTA BADAN
Imam Ibnu Rajab al-Hambali berkata: Pokok istiqomah
adalah istiqomah hati di atas tauhid.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat
al-Ahqâf ayat 13.
إِنَّ
ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَٰمُواْ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ
وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ١٣
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami
ialah Allah” kemudian mereka istiqomah (meneguhkan pendirian mereka”.
[al-Ahqâf/46:13].
Ketika hati telah istiqomah di atas ma’rifah
(pengetahuan) terhadap Allâh, khasyah (takut) kepada Allâh, mengagungkan Allâh,
menghormati-Nya, mencintai-Nya, menghendaki-Nya, berharap kepada-Nya, berdoa
kepada-Nya, tawakal kepada-Nya, dan berpaling dari selain-Nya; maka semua
anggota badan juga istiqomah di atas ketaatan kepada-Nya. Karena hati merupakaN raja semua
anggota badan, dan semua anggota badan merupakan tentara hati. Maka jika raja
istiqomah, tentara dan rakyatnya juga istiqomah.
Di dalam Musnad Imam Ahmad dari Anas bin Mâlik , dari
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda: Iman seorang hamba tidak
akan istiqomah, sehingga hatinya istiqomah. Dan hati seorang hamba tidak akan
istiqomah, sehingga lisannya istiqomah. Dan orang yang tetangganya tidak aman
dari kejahatan-kejahatannya, tidak akan masuk surga. [HR Ahmad, no. 12636].
KEUTAMAAN ISTIQOMAH
Allâh Ta’ala telah
memberitakan keutamaan besar yang akan diraih oleh orang-orang yang istiqomah. Allah berfirman
dalam Al-Qur’an
surat Fushshilat ayat 30.
إِنَّ
ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَٰمُواْ تَتَنَزَّلُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ
أَلَّا تَخَافُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ وَأَبۡشِرُواْ بِٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِي كُنتُمۡ
تُوعَدُونَ ٣٠
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami
ialah Allâh” kemudian mereka istiqomah (meneguhkan pendirian mereka), maka
malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan
janganlah merasa sedih; dan bergembiralah dengan jannah yang telah dijanjikan
Allâh kepadamu”. [Fushshilat/41:30].
MOHON
AMPUNAN MELENGKAPI
ISTIQOMAH
Manusia tidak akan mampu melaksanakan agama ini secara
menyeluruh dengan sempurna. Oleh karena itulah Allâh Ta’ala memerintahkan
istighfar setelah memerintahkan istiqomah. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Fushshilat ayat 6.
قُلۡ
إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٞ مِّثۡلُكُمۡ يُوحَىٰٓ إِلَيَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمۡ
إِلَٰهٞ وَٰحِدٞ فَٱسۡتَقِيمُوٓاْ إِلَيۡهِ وَٱسۡتَغۡفِرُوهُۗ وَوَيۡلٞ
لِّلۡمُشۡرِكِينَ ٦
Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia
seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha
Esa, maka istiqomahlah (tetaplah pada jalan yang lurus) menuju kepada-Nya dan
mohonlah ampun kepada-Nya. dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang
mempersekutukan-Nya. [Fush-shilat/41:6].
Inilah sedikit penjelasan mengenai istiqomah. semoga penjelasan ini bermanfaat. Wallâhu A’lam.
No comments:
Post a Comment