Sunday, September 2, 2012

Menguak Gurihnya Usaha Budidaya Jamur Tiram

Siapa yang tak kenal dengan jamur tiram? Jamur dengan rasa yang enak seperti daging ini semakin banyak digemari oleh masyarakat.

Maka tak heran jika prospek usaha budidaya jamur tiramternyata mampu menciptakan peluang usaha di beberapa daerah.

Salah satunya adalah daerah Sleman, Jogja, sentra jamur di daerah ini mulai terbentuk sekitar tahun 2003.

Hingga kini sudah banyak petani baik perorangan maupun kelompok yang telah menjadi pembudidaya jamur yang memiliki penampilan putih bersih ini. Mereka tersebar di daerah Tempel, Turi, Pakem, Gambretan, Kaliurang juga di daerah Bantul.

Permintaan pasar yang terus meningkat bahkan kadang kurang terpenuhi memberikan angin segar bagi para pembudidaya jamur tiram untuk memperluas lahan budidaya mereka.

Bahkan untuk memenuhi permintaan pasar tradisional daerah lokal tersebut saja belum dapat tercukupi, apalagi jika harus mendistribusikannya di luar daerah Jogja.

MUDAH BUDIDAYANYA, STABIL HARGA JUALNYA
Mudahnya budidaya jamur tiram dan harga jual yang relatif stabil memang menjadi pemicu para petani untuk membudidayakan jamur tiram tersebut. Pertumbuhannya yang cukup cepat dan tingkat kegagalan yang minim terutama akibat serangan hama juga merupakan daya tarik tersendiri bagi petani jamur tiram.

Bagaimana tidak, dari dari bibit media tanam (baglog) yang jika dibeli dengan harga 2 ribu bisa dipanen hanya dalam 2 sampai 3 bulan dan mampu menghasilkan sekitar 1 kg jamur per baglognya.

Belum lagi, harga penjualan yang selalu stabil yakni 10 ribu per kg untuk jamur tiram segar dan untukjamur tiram kering berkisar 40 ribu rupiah. Karena banyaknya keuntungan inilah yang menjadikan mereka, para petani jamur tiram kian bersemangat untuk membudidayakan jamur jenis ini.

PEMBUATAN MEDIA TANAM DAN KUMBUNG JAMUR
Pembuatan baglog dan juga kumbung jamur tidak terlalu sulit. Untuk pembuatan kumbung, hal yang harus diperhatikan adalah jamur dapat hidup didaerah dengan kelembaban yang tinggi dan intensitas matahari yang rendah.

Rak sebagai tempat dimana baglog disusun juga hanya menggunakan bilah-bilah bambu.Kumbung bisa menggunakan atap yang terbuat dari anyaman bambu (gedek) atau genting yang penting tidak terkena curah hujan dan matahari langsung.

Untuk dinding kumbung, sebaiknya dialasi dengan plastik yang berfungsi agar suasana ruangan kumbung menjadi sejuk. Sedangkan untuk media tanamnya (baglog), sudah banyak dijual di pasaran dengan harga berkisar antara 2-3 ribu rupiah.

Akan tetapi apabila petani jamur tiram ingin membuat baglog sendiri guna menekan biaya, proses pembuatannya adalah sebagai berikut.

Bahan yang dibutuhkan : 
  1. Bibit media tanam
  2. 50 kg serbuk gergaji
  3. 10 kg bekatul (dedak halus)
  4. 1 kg kapur
  5. 14 kg air
  6. Polybag
  7. Cincin, terbuat dari bambu yang dipotong
  8. Plastik, kapas dan karet penutup
Langkah pembuatan :
  1. Campurkan bahan berupa serbuk gergaji, bekatul, kapur dan air lalu aduk hingga merata.
  2. Masukkan bahan sebanyak 500 gram dalam polybag lalu dikancing dan tutup dengan plastik dan ikat dengan karet sehingga membentuk seperti lubang tutup botol (baglog).
  3. Sterilisasi media dengan cara steam baglog dalam autoclave bertekanan 1,5-2,5 bar atau 200 derajad celcius selama 2 jam.
  4. Dinginkan baglog dalam ruangan selama 6-10 jam.
  5. Masukkan bibit media tanam dalam lubang baglog lalu ratakan kemudian sumbat dengan kapas dan ikat kembali dengan plastik dan karet.
  6. Simpan baglog dalam ruangan pemutihan sehingga terjadi penyebaran bibit miselium dari bagian atas baglog ke bagian bawahnya sehingga baglog yang awalnya bewarna cokelat berubah menjadi putih. (dalam waktu 3 minggu miselium telah menyebar lebih dari 3/4 baglog dan baglog siap dipindahkan ke rak pertumbuhan).
  7. Simpan baglog dalam rak dengan cara terlentang dan ditumpuk hingga 10 tumpukan.
  8. Seminggu kemudian jamur telah ditumbuhi dengan miselium dan jamur siap tumbuh.
  9. Buka ikatan dan kapas pada cincin sehingga batang jamur dapat tumbuh keluar.
  10. Dalam 1-2 minggu berikutnya jamur sudah matang dan siap dipanen.
SIMULASI BIAYA & KEUNTUNGAN USAHA JAMUR TIRAM

Investasi awal :
  1. Pembuatan kumbung dan rak bambu : Rp 2.000.000,00
  2. Autoclave : Rp 7.500.000,00
  3. Sewa lahan 3 tahun : Rp 6.000.000,00
  4. Perlengkapan Budidaya : Rp. 6.000.000,00
    Total investasi awal : Rp 21.500.000,00
Bahan baku :
  1. Bibit : Rp. 700 .000,00
  2. Serbuk gegaji, bekatul, kapur : Rp 800.000,00
  3. Polybag, plastik, karet, kapas : Rp 2.500.000,00
    Total biaya bahan baku : Rp 4.000.000,00
Biaya operasional :
  1. Gaji karyawan 6 orang : Rp 4.500.000,00
  2. Honor karyawan borongan 15 orang @Rp. 20.000,00 : Rp. 3.000.000,00
  3. Listrik, air, telepon : Rp. 500.000,00
  4. Transportasi : Rp. 300.000,00
    Total biaya operasional : Rp 8.300.000,00
Biaya pemasaran :
  1. Iklan : Rp. 400.000,00
  2. Komisi sales (5% dari omset) : Rp. 1.000.000,00
    Total biaya pemasaran : Rp. 1.400.000,00
Omset : 
Penjualan jamur tiram segar : Rp. 20.000.000,00
Keuntungan bersih : 
Rp. 20.000.000,00 - (Rp. 4.000.000,00 + Rp. 8.300.000,00 + Rp. 1.400.000,00) = Rp. 6.300.000,00 

No comments:

Followers