Tuesday, April 10, 2018

Cara penulisan daftar pustaka sistem vancouver

Cara penulisan daftar pustaka sistem vancouver
a. Kepustakaan yang diambil dari jurnal (artikel jurnal dan artikel elektronik).
Berikut adalah ketentuan yang cukup penting untuk diperhatikan:
1.      Nama Pengarang (Authors)
-           Urutkan nama pengarang sesuai dengan yang tertera dalam jurnal.
-           Taruhlah nama terakhir (last name) atau nama keluarga (family) pengarang dibagiandepan untuk setiap pengarang.
-           Ubah nama depan dan nama tengah yang tertera ke dalam inisial, maksimal dua
inisial sesuai urutan nama depan dan tengah.
Contoh :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVoFkGoupGjlqkAOtrD7FykhSNjSjqHeJzrN4VWKzrh9eF6lp5m1macbBenrQLMxVx04wmF6yJYOmR7usXsZxlMvQaaxDlwGDRhdMZhoFrRh69U5XR2ilE6GWNwgnu6OD_9GSS4P-2CHj7/s1600/2.png
-           Gunakan koma dan spasi untuk membedakan nama pengarang yang satu dengan lainnya.
-           Akhiri informasi nama pengarang dengan menggunakan titik.
-           Jika halaman merupakan suatu pertimbangan dan jumlah pengarang  cukup banyak,maka dapat menggunakan 3 pengarang pertama atau 6 pengarang pertama. Namapengarang terakhir diikuti dengan koma dan spasi kemudian berikan “et al.” atau “andothers.”
Contoh:https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiQK5y-SQxCcksT343uKsLKM_91rdUlee4lovJXgaTZ_jwRJJovWXvkUbq5FfW1vukQf3Jzbud3tgzg4EjoLEA-63R5MitEe6RobWeVrcehi-mIBO72OMKs52JNM2lBDWTEN6aj-8YevZI/s1600/3.png
-           Hilangkan jabatan, pangkat, titel, atau tanda kehormatan lainnya yang mengikuti
nama pengarang
Contoh:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXaaewihFdsA5hvTW1le9Hi16UkYWd8Zlh8B2fhr4H8NPjJhEDWDzKugOnT8CWMmWvn-q0_cZ-xS_jHHzSavI9yF-noQYw1KmJoIBno6rQ-qXYfdKeKJqvDpu-9MNdcMzKmPispjsFFDXd/s1600/4.png
-           Jika organisasi adalah pemilik dari artikel atau jurnal, maka ikuti ketentuan berikut
-           Hilangkan “the” dalam menggunakan nama organisasi
-           Jika dalam publikasi disertakan divisi organisasi yang bersangkutan, masukkan divisi tersebut setelah nama organisasi dan dipisahkan dengan koma. Jika ada lebih dari 2 divisi pisahkan dengan titik koma
contoh: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5cecyjptwgDDmEQb9-KjC8PsE0O32szD00DKbxYz4Mi07bq1PkfbpyqMBIDcquPCSbw35egVXIQIty6bi1gjzFbkTNKSF2o3goAQ_yAtbPQfeRnXsS8U5xbQj8NJUCktwvXljU0sxjdqq/s1600/5.png
-           Jika nama pengarang atau pemilik tidak ditemukan, maka ketentuan yang berlaku adalah sebagai berikut
-           Jika ditemukan nama editor atau translator, mulailah sitasi dengan nama editor atau translator, kemudian akhiri dengan koma dan berikan informasi tentang peranan orang tersebut.
-           Jika tidak ditemukan baik nama pengarang, pemilik, editor, ataupun translator, mulailah dengan judul dari artikel tersebut. Jangan menggunakan anonymous.
Contoh:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgR6v66dv_6COE-3XH4HmN53G0IfD5U5QXrK8FWEcVQE-QyQByW53ytDObLsvL2LjCAepE_S17wvh6vcV1o5lHiy_OYqWE5rkWB22svqEX7raP-kCDgfvPTtCC2Oz40rHk8LfCmz2dNSN6a/s1600/6.png
2.      Judul Tulisan / Artikel
-           Masukan judul artikel sesuai dengan yang tertera dalam jurnal/publikasi.
-           Kapitalkan hanya huruf pertama dari kata pertama dalam judul. Huruf kapital juga digunakan dalam  akronim, dan inisial.
-           Gunakan titik dua diikuti dengan spasi untuk memisahkan judul dengan subjudul.
-           Akhiri judul artikel dengan titik walaupun ada tanda tanya atau tanda seru dalam judul artikel tersebut.
-           Jangan memasukkan header dalam sebuah jurnal (“case report study”, “case control study”) sebagai judul tulisan, kecuali daftar isi menyebutkan bahwa header tersebut termasuk dalam judul tulisan.
3.      Nama Jurnal
-           Masukan nama jurnal sesuai dengan bahasa aslinya.
-           Gunakan abreviasi nama jurnal yang telah disepakati secara internasional.
-           Gunakan huruf capital dalam mengawali setiap huruf dalam nama jurnal termasuk abreviasinya.
-           Ada beberapa ketentuan dalam menetapkan abreviasi suatu jurnal.
-           Gunakan abreviasi yang sesuai untuk bahasa Inggris pada umumnya (bisa dilihat di ) dan kapitalkan huruf pertamanya. Hilangkan kata “articles”, kata hubung, dan preposisi. Contoh: “of”, “the”, “at”, dan sebagainya
-           Bisa melihat daftar susunan yang ditetapkan oleh beberapa publikasi seperti MedLine, PubMed, dan sebagainya. 
-           Akhiri nama jurnal dengan menggunakan titik dan spasi.
Contoh :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwbvpnGNmaLqEvEPthGTx1IpLLENn6gHSv90EX3Dyozv4m2WVVtrf6wy67Antn04Bm18GItbxK9BODe-rsL6oUSKvhOnXJiuX_uUrmacItExKSfJ0acVCHh9idTN7DzW-_2_pTyTxknK93/s1600/7.png
4.      Tanggal Publikasi
-           Tanggal publikasi diurut mulai dari tahun, bulan dan hari publikasi.
-           Bulan disingkat berdasarkan tiga huruf pertama.
-           Akhiri informasi tanggal publikasi dengan titik dua.
-           Terkadang beberapa jurnal memberikan suplemen (supplement), bagian (parts), atau edisi/nomor khusus (special number). Ini semua diletakkan setelah tanggal. Gunakan abreviasi berikut : Suppl, Pt, Spec No
-           Gunakan hanya nomor arab saja.
-           Terkadang suplemen diberikan nama daripada diberikan nomor. Jika demikian, gunakan singkatan yang telah disepakati secara internasional.
-           Akhiri suplemen, bagian, atau nomor khusus dengan titik dua. 
Contoh :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIqukx3X1t2xPcPvua4h2ciWhn1tzJxylqloAnPIgkVJFLrz4gaXZ1d0e87-uol8e5MLyc770qiO2XqwdYuLDEjBbzMWdEQbAVD3yNtRCEX8XTEp5BZsfM6T-qzQQZFVQStczFxm2BSEpJ/s1600/8.png
5.      Nomor Volume dan Nomor Isu
-           Hindari penggunaan kata “volume” atau “vol”. Nomor saja sudah cukup untuk menunjukan volume jurnal tersebut.
-           Gunakan angka arab untuk nomor volume dan nomor isu. Pisahkan multipel volume dengan garis strip (-), misal 5-6, 10-11. Untuk nomor isu diletakkan di dalam kurung.
-           Jika tidak ditemukan nomor volume jurnal, berikan titik koma setelah tanggal publikasi diikuti oleh nomor isu (yang diletakkan dalam kurung).
-           Hindari penggunaan “number”, “num”, “no” atau kata-kata lainnya yang ingin menunjukkan nomor isu.
-           Akhiri nomor isu dengan titik dua.
Contoh:https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN5wafxwKOMghadBTsjxLDDgSaNNocOKOuU0ARJZG-y8KB2PNWKFujAVBgs1iuyNxeg4jNKQGWzo26Mf55Iy3IlASfxEDu3CmNQYoBFebfZAa049dTr8aS1VH2hCJ58y0enTHlNhNLSNB4/s1600/9.png
6.      Lokasi dan Halaman
-           Jangan mengulang nomor halaman kecuali diikuti oleh huruf.
-           Akhiri lokasi atau halaman dengan menggunakan titik.
-           Jika halaman tidak berurutan, gunakan tanda koma dan spasi untuk memisahkan antara halaman satu dengan lainnya.
-           Jika dalam satu jurnal tidak disertakan halaman, maka tulis jumlah halaman yang dikutip. Misalkan mengutip 5 halaman maka tulislah [5 p.]. Letakkan dalam kurung kotak.
Contoh:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpl6nMxdwYQRqcWXlOeHmAWi1_5YivlLjwy2njIgWqL3RvArRSDWz9SDGYQLdwiFj0HjHyL_gbmfS5-xAFWCmYsKJ8sl5L0D_HpFDYD9RySb_c4kD2ACrj9s5SCJ0Lvl4d9YFT1BVOB9FM/s1600/10.png
                                   
b.  Kepustakaan yang diambil dari buku: (buku dan buku elektronik)
Secara umum bentuk sitasi sebuah buku adalah sebagai berikut :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW74l-SmVGSp62j5uwSYe3ZGL4qIpqRXP2RItBms7z9HEuRMXgVDGDIkRkXvTG9q0I1rSITN6vkkhneiCT5YV4AOKvAroZdjJay1z7L0vaYUgK2NGMINQCJw3ruKFcQIlT_zW5Yv0U4sdE/s400/11.png
Ketentuan sitasi sebuah buku dengan sistem Vancouver hampir mirip dengan ketentuan sitasi sebuah jurnal. Berikut hanya dijelaskan perbedaannya, sedangkan yang tidak dibahas pada bagian ini semuanya persis sama seperti saat mensitasi jurnal.
1.      Edisi Buku
Bagian ini penting untuk dicantumkan, sehingga pembaca tahu edisi berapa yang digunakan oleh penulis (karena setiap edisi pasti ada beberapa perubahan di dalamnya. Berikut ini adalah ketentuan dalam mencantumkan edisi buku.
-           Edisi buku diletakkan setelah judul buku.
-           Gunakan abreviasi untuk kata-kata yang umum digunakan. Misalkan ed. (edition), spec.(special), transl. (translation).
-           Kapitalkan hanya huruf pertama dalam pernyataan edisi.
-           Gunakan angka arab. Sebagai contoh second menjadi 2nd dan III menjadi 3rd.
-           Akhiri edisi dengan titik.
-           Jika buku tidak mencantumkan nomor edisinya, anggap saja buku itu merupakan edisipertama.
Contoh:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3ZdCyZOdsehJrpwRMtKKCU-xWTa4bfSsszWnnW2VzCxTA4ruJ2MGLxnMfWcz-iUKw0SVIWfL0QjqmZwEn5RA9rHM-DvbZdcl-iD1_xSBU4MfnhmgyhrvNOcmF_nARfsF-QI_p14f8o_Ff/s1600/15.png
2.      Penerbit Untuk Keseluruhan Buku
Berikut adalah ketentuan untuk mencantumkan penerbit.
-           Cantumkan penerbit sesuai yang tertera dalam publikasinya. Gunakan kapitalisasi hurufsesuai dengan yang tertera dalam buku.
-           Abreviasikan penerbit yang telah diketahui oleh umum jika diperlukan, tetapi tetap harus dipertimbangkan ketika menyingkat nama penerbit untuk menghindari kebingungan pembaca.
-           Apabila divisi dari penerbit tersebut dicantumkan dalam buku, maka nama penerbit ditaruh di awal kemudian diikuti oleh nama divisi tersebut.
-           Jika ditemukan lebih dari satu penerbit, pilihlah penerbit yang ada diurutan paling atas atau satu penerbit yang dicetak dengan huruf besar atau ditebalkan.
-           Jika tidak ditemukan nama penerbit, maka tulislah “publisher unknown” dalam kolom kotak.
-           Akhiri informasi penerbit dengan titik koma.
Contoh:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvTmViSWMWRCpMBjU4l1BSNI6f8uDWQJCM7JaBNuNDBkJtW88l2B7UFyQVYkspPtGrucbqpXgSLbpoprVYF43I_KkkE4cOk-g4WuIcmsZOWk3jlsR9NRO3SXnR_GE9VBmkJQAqr9qgMIyA/s1600/12.png
3.      Lokasi / Halaman
Untuk mencantumkan lokasi halaman dalam sebuah buku sedikit berbeda dengan cara mencantumkan halaman dalam sebuah jurnal.
-           Jangan menghitung bagian berikut sebagai halaman: introductory material, lampiran, indeks, walaupun dalam sebuah buku bagian ini diberikan halaman.
-           Berikan nomor halaman dihalaman teks tersebut dikutip diikuti huruf p.
-           Untuk buku yang terdiri lebih dari satu volume, kutip total nomor dari keseluruhan volume termasuk volume dari halaman yang dikutip.
-           Jika dalam buku tidak terdapat halaman, maka hitung jumlah halaman yang anda kutip, kemudian tambahkan ”leaves”.
-           Akhiri informasi lokasi/halaman dengan titik.
Contoh:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlpqZ7fE1rP4DhlU491vpp_a2McrY-fxbbgKsCytaMReUMZe_sCu88VMcW9f-VbAey98duZDIGWamVYXZ8yTOH3qf0vrlATNNKNxPkD8us2BTKklu1ru48937R456yHfnVQp9SYy_0-ZHJ/s1600/13.png



c. Kepustakaan yang diambil dari Internet
1. Bila Karya Perorangan:
Cara penulisannya ialah:  Pengarang/Penyunting. (Tahun). Judul (edisi), [jenis medium]. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses].
Contoh:
Thompson, A. (1998). The Adult and the Curriculum. [Online]. Tersedia: http:/ / www.ed.uiuc.edu./EPS/PES-Yearbook/998/thompson. Html [30 maret 2000].

2. Bila bagian dari karya kolektif
Cara Penulisannya ialah: Pengarang/Penyunting. (Tahun). Dalam Sumber (edisi), [Jenis media]. Penerbit. Tersedia: alamat di internet. [tanggal akses].
Contoh:
Daniel, R.T. (1995). The History of Western Music. In Britanica Online: Macropedia [Online]. Tersedia: http: / / www.eb.com: 180/cgibin/ g:DocF=macro/ 5004/45/0.html [28 maret 2000].

3. Bila Artikel dalam Jurnal:
Cara Penulisannya ialah: Pengarang. (Tahun). Judul. Nama Jurnal [Jenis media], volume (terbitan), halaman. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses].
Contoh:
Supriadi, D. (1999). Restructuring the Schoolbook Provision system in Indonesia: Some  Recent Initiatives. Dalam Educational Policy Analysis Archives [Online], vol7 (7), 12 halaman. Tersedia: http:/ / epaa.asu.edu / epaa/v7n7.html [17 maret 2001].

4. Bila Artikel dalam Majalah;
Cara Penulisannya ialah: Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama Majalah [Jenis media], volume jumlah. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses].
Contoh:
Goodstein, C. (1991, 5 September). Healers from the Theep. American Health [CD-ROM],  60-64. Tersedia: 1994 SIRS/SIRS 1992 Life Science/ Article 08A [13 Juni 1995].

5. Bila Artikel di Surat kabar:
Cara Penulisannya ialah: Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama Surat kabar [Jenis media], Jumlah halaman.
Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses].
Contoh:
Cipto, B. (2000, 27 April). Akibat Perombakan Kabinet Berulang. Fondasi Reformasi Bisa  Runtuh. Pikiran Rakyat [Online], halaman 8. Tersedia: http: // www.[Pikiranrakyat.com. [9 Maret 2000].

6. Bila pesan dari E-mail
Cara Penulisannya ialah:  Pengirim (Alamat e-mail pengirim). (Tahun, tanggal, bulan). Judul Pesan. E-mail kepada penerima [Alamat e-mail penerima]
Contoh:
Musthafa, Sabri (mustafa@yahoo.co.id). (2000, 25 April). Bab V Laporan Penelitian.  E-mail kepada Dedi Supriadi (
Supriadi@indo.net.id)

Menggunakan Sistem Sitasi dan Referensi Gaya Vancouver


Berikut langkah langkah yang harus dilakukan jika ingin menggunakan format Vancouver tersebut.
  1. Pastikan bahwa style Vancouver sudah ada di word anda. Jika belum maka bisa mendownload style di link berikut, https://bibword.codeplex.com/wikipage?title=Styles&referringTitle=Home
  2. Letakkan file hasil download tersebut di C:\Program Files (x86)\Microsoft Office\Office14\Bibliography\Style komputer anda seperti tertera pada scree shoot berikut:
  1. Sekarang style Vancouver.xsl sudah terintegrasi di komputer anda.
  2. Gunakan tab References pada word untuk melakukan sitasi seperti.a
  3. Ini controh sitasinya (1) (2) (3)
  4. Gunakan Bibliography untuk memunculkan referensi.
  5. Ini contoh hasil penggunaan Vancouver dan selamat menggunakannya.

Bibliography

x
1.
Kundur P. Power System Stability and Control New York: McGraw-Hill, Inc; 1994.
2.
Muljadi E, Butterfield CP, D.Handman. Dual-Speed Wind Turbine Generation. In AWEA Windpower; 1996; Denver, Colorado.
3.
Slootweg JG, Kling WL. The Impact of Large Scale Wind Power Generation on Power System Oscillations. ELSEVIER Electric Power System Research. 2003;: p. 9-20.
x

Monday, April 9, 2018

CONTOH CARA MENULIS DAFTAR PUSTAKA DENGAN METODE HARVARD

Daftar pustaka merupkan informasi mengenai sumber referensi yang digunakan dalam penulisan sebuah karya ilmiah. Tujuan dari penulisan sebuah Daftar pustaka antara lain :
  1. Sebagai bentuk penghargaan atas pikiran atau pendapat orang lain yang dikutip dalam karya ilmiah tersebut.
  2. Sebagai rujukan apabila pembaca karya ilmiah akan melakukan penelusuran lebih lanjut terhadap hal-hal yang dikutip dalam karya ilmiah tersebut.
Secara umum, unsur-unsur yang dibutuhkan dalam menulis suatu daftar pustaka antara lain :
  1. Nama Pengarang
  2. Tahun penerbitan
  3. Judul
  4. Penerbit
  5. Kota tempat terbit
  6. URL (apabila sumber referensi dikutip dari artikel di internet.
Apabila kita lihat dalam berbagai karya ilmiah, terdapat beraneka ragam bentuk dan susunan daftar pustaka. Dalam dunia internasionalpun telah banyak standar-standar penulisan daftar pustaka, diantaranya model IEEE, LMA, Harvard, dan lain lain.
Di sini kita akan melihat salah satu contoh penulisan daftar pustaka menggunakan Standard Harvard, contoh-contoh yang akan diberikan masing-masing bentuk penulisan daftar pustaka yang bersumber dari journal, buku, proceeding seminar, dan internet.

Harvard Style

  1. Bibliografi mencakup semua sumber berkonsultasi untuk latar belakang atau  penelusuran lebih lanjut.
  2. Daftar pustaka disusun menurut abjad oleh penulis. Jika item tidak memiliki penulis, maka dikutip oleh judul, dan termasuk dalam daftar alfabet menggunakan kata signifikan pertama dari judul.
  3. Jika daftar pustaka memiliki lebih dari satu item dengan penulis yang sama, daftar kronologis item, dimulai dengan publikasi awal.
  4. Setiap referensi muncul pada baris baru.
  5. Tidak ada indentasi dari referensi.
  6. Tidak ada penomoran dari referensi.

Journal :

Cara menulis :
Author(s) of journal article – family name and initials Year of publication, ‘Title of journal article – in single quotation marks’, Title of journal – italicised, Volume, Issue or number, Page number(s), (viewed date-in-full, URL – if accessed electronically)
Contoh :
Al-Mudimigh, Abdullah 2007, ‘The role and impact of business process management in enterprise system implementation’, Business Process Management Journal, vol. 13, no. 6, pp. 866-884.

Buku :

Cara menulis:
Author(s) of book – family name and initials Year of publication, Title of book – italicised, Edition, Publisher, Place of publication.
Contoh :
D. Gibson, Jerry, 2007, Multimedia Communication Directions and Innovations, Academic Press, San Diego.

Seminar :

Author(s) of paper – family name and initials Year of publication, ‘Title of paper – in single quotation marks’, Title of published proceedings which may include place held and date(s) – italicised, Publisher, Place of Publication, Page number(s), (viewed date-in-full, URL – if accessed electronically).
Contoh :
Mutyarini, Kuswardani & Sembiring, Jaka 2006, ‘Arsitektur Sistem Informasi Untuk Institusi Perguruan Tinggi di Indonesia’, Proceedings Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia, Laboratorium Sinyal dan Sistem Dept. Teknik Elektro ITB, Bandung, 6.

On-line

Author(s) of page – (person or organisation) Year (page created or revised), Title of page – italicised, description of document (if applicable), name of the sponsor of the page (if applicable), viewed date-in-full, URL.
Contoh
Harianto, Eddy 2008, Teknologi Informasi, viewed 5 October 2011, <http://www.balinter.net/news_67_Pengertian_Teknologi_Informasi_dan_komunikasihtml>

CONTOH CARA MENULIS DAFTAR PUSTAKA DENGAN METODE VANCOUVER

Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam  cara menulis daftar pustaka dengan metode Vancouver adalah sebagai berikut:
  • Menggunakan bullet angka
  • Angka tersebut menjadi rujukan dalam sitasi sebuah karya tulis yang dibuat
  • Nomor rujukan (referensi) yang ada di dalam karya tulis itu harus sama dengan urutan penulis yang ada dalam daftar pustaka
  • Tidak perlu mengurutkan tahun publikasi tulisan
  • Nama tidak perlu diurutkan berdasarkan alfabetis
Daftar pustaka yang mengikuti metode Vancouver dapat dilihat pada contoh sebagai berikut:
  1. Grinspoon L, Bakalar JB. Marijuana: the Forbidden Medicine. London: Yale Univ Pr; 1993.
  2. Feinberg TE, Farah MJ, editors. Behavioural Neurology and Neuropsychology. Ed ke2. New York: McGraw-Hill; 1997.
  3. Grimes EW. A use of freeze-dried bone in Endodontic. J Endod1994; 20: 355-6.
  4. Morse SS. Factors in the emergence of infectious disease. Emerg Infect Dis [serial online] 1995 Jan-Mar; 1(1):[24 screens]. Available from URL: http://www/cdc/gov/ncidoc/EID/eid.htm. Accessed December 25, 1999.
Demikian cara menulis daftar pustaka dengan metode Vancouver. Semoga dapat dijadikan bahan rujukan untuk berkarya lebih baik lagi khususnya untuk menghasilkan karya tulis ilmiah yang berkualitas.

Thursday, March 22, 2018

PEDOMAN 12 DAN SCOPUS/WOS




1. Khusus untuk pengusul yang memiliki h-Index ≥ 2 untuk bidang sosial-humaniora dan h-Index ≥ 3 untuk bidang sain-teknologi yang didapatkan dari lembaga pengindeks internasional bereputasi, dapat mengajukan usulan penelitian hingga tidak lebih dari 4 usulan (2 sebagai ketua dan 2 sebagai anggota; atau 1 sebagai ketua dan 3 sebagai anggota; atau 4 sebagai anggota)

2. PENELITIAN KOMPETITIF NASIONAL
1. Skema Penelitian Dasar (PD) budget SBK RISET DASAR 2-3THN
Ketua pengusul memiliki rekam jejak publikasi minimal 2 artikel di database terindeks bereputasi dan/atau jurnal nasional terakreditasi sebagai penulis pertama atau corresponding author.

2. Skema Penelitian Terapan (PT) budget SBK RISET TERAPAN 2-3THN
Ketua pengusul memiliki rekam jejak publikasi minimal 2 artikel di database terindeks bereputasi dan/atau jurnal nasional terakreditasi sebagai penulis pertama atau corresponding author, atau minimal memiliki satu KI status terdaftar.

3. Skema Penelitian Pengembangan (PP) budget SBK RISET PENGEMBANGAN 3THN
Ketua pengusul memiliki rekam jejak publikasi minimal 5 artikel di database terindeks bereputasi sebagai penulis pertama atau corresponding author atau minimal memiliki satu KI status granted.

5. Skema Penelitian Kerja Sama Antar Perguruan Tinggi (PKPT) budget SBK RISET DASAR/TERAPAN 2THN
Ketua peneliti TPM minimal mempunyai 5 publikasi pada jurnal bereputasi internasional sebagai penulis pertama atau corresponding author atau satu KI terdaftar.

6. Skema Penelitian Pascasarjana (PPS) budget SBK RISET DASAR/TERAPAN 1-3THN
Penelitian Disertasi Doktor (PDD)
Ketua pengusul memiliki pengalaman publikasi minimal 2 artikel sebagai penulis pertama atau corresponding author di jurnal internasional bereputasi

Penelitian Pendidikan Magister Menuju Doktor Sarjana Unggul (PMDSU)
Ketua pengusul memiliki h-index ≥ 2 yang didapatkan dari lembaga pengindeks internasional bereputasi dan memiliki rekam jejak penelitian yang sangat baik.

Penelitian Pasca Doktor
Ketua pengusul adalah dosen senior berpendidikan doktor dengan jabatan akademik minimal Lektor Kepala dan memiliki h-index ≥ 3 untuk bidang sain dan teknologi, h- index ≥ 2 untuk bidang sosial (h-index dari lembaga pengindeks internasional bereputasi)
Peneliti pasca doktor harus sudah memiliki publikasi di jurnal internasional bereputasi dan lulus paling lama 3 tahun pada saat pengusulan.

B. PENELITIAN DESENTRALISASI
1. Skema Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) budget SBK RISET DASAR 2-3THN
Ketua pengusul memiliki rekam jejak publikasi minimal 2 artikel di database terindeks bereputasi dan/atau dua artikel di jurnal nasional terakreditasi.

2. Skema Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi (PTUPT) budget SBK RISET TERAPAN 2-3THN
Ketua pengusul memiliki rekam jejak publikasi minimal 2 artikel di database terindeks bereputasi dan/atau dua atikel di jurnal nasional terakreditasi atau minimal memiliki satu KI status terdaftar.

3. Skema Penelitian Pengembangan
Unggulan Perguruan Tinggi (PPUPT) budget SBK RISET PENGEMBANGAN 3THN
Ketua pengusul memiliki rekam jejak publikasi minimal 5 artikel di database terindeks bereputasi atau minimal memiliki satu KI status granted.

C. PENELITIAN PENUGASAN
1. Skema Konsorsium Riset Unggulan Perguruan Tinggi (KRU-PT) budget SBK RISET TERAPAN/PENGEMBANGAN 2-3THN
Ketua pengusul memiliki rekam jejak publikasi minimal 7 artikel di database terindeks bereputasi atau minimal memiliki satu KI status granted.

2. Skema Kajian Kebijakan Strategis (KKS) budget SBK KAJIAN AKTUAL STRATEGIS 1THN
Ketua pengusul memiliki rekam jejak publikasi berupa artikel di database terindeks bereputasi sekurang-kurangnya 2 artikel

Thursday, February 8, 2018

Penetapan Inpassing Pangkat Dosen Bukan PNS

Tujuan Inpassing Pangkat Dosen Bukan PNS (Dosen Tetap Yayasan) :
1) Dasar untuk menentukan besarnya pembayaran tunjangan profesi dosen
2) Perlakuan yang sama antara dosen bukan PNS dengan dosen PNS
3) Penetapan masa kerja dalam jabatan
Bagi dosen bukan PNS masa kerja dihitung mulai dari tgl sk pengangkatan jabatan akademik pertama.
Contoh: seorang dosen tetap yayasan memiliki sk inpassing bertanggal 01 Juni 2010 dengan masa kerja 20 tahun 3 bulan dihitung mulai dari sk pengankatan jabatan fungsional pertama, maka total masa kerja pada saat mengikuti serdos 2011 adalah 20 tahun 3 bulan ditambah masa kerja dari 01 Juni 2010 s/d 01 April 2011 (setiap perhitungan masa kerja pada tahun berjalan adalah s/d 01 April) = 20 tahun 3 bulan ditambah 9 bulan = 21 tahun
4) Salah satu kriteria urutan peserta adalah daftar urut kepangkatan ( DUK )
5) Salah satu persyaratan serdos adalah memiliki sk inpassing pangkat.
6) Dosen bukan PNS yang telah inpassing pangkat dapat mengajukan angka kredit untuk kenaikan pangkat berikutnya
7) Kenaikan pangkat berikutnya paling sedikit 2 tahun dalam pangkat terakhir
8) Kenaikan pangkat menyebabkan kesejahteraan dosen makin terjamin karena tunjangan profesi dosen yang diterima semakin banyak. Untuk itu bagi dosen PTS yang belum sempat melaksanakan inpassing pangkat, bergegaslah.
Ini persyaratannya :
1) Memiliki kualifikasi akademi minimum yang diperoleh melalui pendidikan tinggi terakreditasi sesuai bidang keahliannya yaitu:
a) lulusan program magister untuk program diploma/sarjana
b) lulusan program doktor untuk program pascasarjana
2) Menduduki jenjang jabatan akademik berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang
Kelengkapan Administrasi:
– Surat Pengantar Pimpinan Perguruan Tinggi (Rektor/Ketua/Direktur)
– Photocopy SK pengangkatan sebagai dosen tetap Yayasan
– NIDN (Print Out dari Laman https://forlap.dikti.go.id )
– Photocopy ijazah lengkap dan transkrip (S1/D4, S2/Sp.1, S3/Sp.2)yang sudah legalisir (cap basah) oleh pejabat berwenang
– SK Jabatan Fungsional Awal beserta PAK
– SK Jabatan Fungsional Akhir beserta PAK
– Softcopy dan Hardcopy rekapitulasi inpassing
Bagi dosen PTS yang sudah memiliki sk inpassing pangkat pada saat mengusulkan kenaikan pangkat berikutnya, perlu lampirkan :
1) Surat pengantar dari pimpinan PTS (Rektor/Ketua/Direktur)
2) NIDN (Print Out dari Laman https://forlap.dikti.go.id )
3) Fotokopi sah sertifikat pendidik
4) Fotokopi sah sk inpassing pangkat
5) Fotokopi DP3 2 tahun terakhir yang disahkan oleh pimpinan PTS
6) Fotokopi sah SK dan PAK jafung dosen (JFD) terakhir
7) Bukti telah menyampaikan laporan BKD semester …
Format dan cara pengisian DP3 dapat diunduh disini
Pejabat yang berwenang menetapkan inpassing pangkat dosen bukan PNS pada perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan pangkat PNS sebagai berikut:
Pasal 4 Permendiknas No. 20 tahun 2008
1. Sekretaris Jenderal atas nama Menteri untuk jenjang pangkat Pembina Utama ke bawah;
2. Kepala Biro Kepegawaian atas nama Menteri untuk jenjang pangkat Pembina Utama Muda ke bawah;
3. Kepala Bagian Mutasi Dosen Biro Kepegawaian atas nama Menteri untuk jenjang pangkat Pembina ke bawah;
4. Koordinator Kopertis atas nama Menteri untuk jenjang pangkat Penata Tingkat I ke bawah; (gol III/d ke bawah)
5. Sekretaris Pelaksana pada Koordinator Kopertis atas nama Menteri untuk jenjang pangkat Penata ke bawah; (gol III/c ke bawah)
6. Kepala Bagian Tata Usaha pada Koordinator Kopertis atas nama Menteri untuk jenjang pangkat Penata Muda; (gol III/a ke bawah)
Nama dan jenjang jabatan/pangkat dosen :
Pasal 1 Kepmendikbud 36/D/O/2001
a. Asisten Ahli, yang meliputi pangkat Penata Muda (Gol.III/a),
dan Penata Muda Tk. I (Gol. III/b).
b. Lektor, yang meliputi pangkat Penata (Gol. III/c) dan Penata
Tk. I (Gol.III/d).
c. Lektor Kepala, yang meliputi pangkat Pembina (Gol.IV/a),Pembina Tk.I (Gol.IV/b) dan Pembina Utama Muda (Gol.IV/c).
d. Guru Besar, yang meliputi pangkat Pembina Utama Madya (Gol.IV/d) dan Pembina Utama (Gol. IV/e).
Produk Hukum Terkait :
– Permendiknas No. 20 tahun 2008 : Penetapan Inpassing Pangkat Dosen Bukan PNS
– Kepmendikbud No.36/D/O/2001: Petunjuk teknis pelaksanaan penilaian angka kredit jabatan fungsional dosen
Inpassing Pangkat Dosen Bukan PNS.ppt/Paparan inpassing atau di sini
Rekapitulasi Inpassing
Tabel Inpassing Pangkat Dosen Tetap Yayasan (lampiran Permendikbud no. 20 tahun 2008)

Tawaran Hibah Revitalisasi Tahun 2018

Yth. Rektor/Ketua Perguruan Tinggi
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
di Seluruh Indonesia
Dalam rangka peningkatan mutu calon guru melalui penguatan kemitraan dengan sekolah laboratorium,  sekolah mitra, Direktorat Pembelajaran, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan akan menyelenggarakan program hibah penugasan dosen ke sekolah kepada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (PDS-LPTK). Program hibah ini diselenggarakan untuk mendukung tujuan dari revitalisasi LPTK antara lain, tatakelola kelembagaan yang akuntabel dan sistem manajemen modern; sistem rekrutmen calon guru yang komprehensif (termasuk seleksi bakat, minat, dan kepribadian); kurikulum dan sistem pembelajaran yang berwawasan masa depan; dukungan sarana dan prasarana (asrama mahasiswa PPG); sumber daya manusia  (pendidik dosen) yang berkualitas; sekolah laboratorium & sekolah mitra; dan sistem penjaminan mutu khas LPTK.
Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat Pembelajaran menawarkan Program Hibah PDS-LPTK dengan persyaratan sebagai berikut:
  1. Perguruan Tinggi terakreditasi.
  2. Perguruan Tinggi mempunyai nota kesapahaman/perjanjian kerja sama dengan sekolah laboratorium/sekolah mitra.
  3. Perguruan Tinggi mengirim proposal sesuai format (terlampir)
Kepada LPTK yang berminat dapat mengirimkan softcopydokumen proposal (format PDF) dikirim ke alamat email: revitalisasilptk@gmail.com,  subject: PDS-LPTK-Nama LPTK paling lambat pada hari Senin, 12 Februari 2018,. Setiap LPTK hanya diperkenankan mengirim 1 (satu) proposal.
Perlu kami informasikan bahwa hibah akan diberikan kepada LPTK dengan besaran maksimal sebesar Rp. 450.000.000,- (empat ratus lima puluh juta rupiah) dan disesuaikan dengan hasil penilaian. Direktorat Pembelajaran akan memilih 75 (tujuh puluh lima) LPTK yang memenuhi penilaian dan persyaratan yang ditentukan.
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerja sama yang baik, kami mengucapkan terima kasih.
Direktur Pembelajaran
ttd
Paristiyanti Nurwardani
Tembusan:
Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Permendagri soal Aturan Penelitian Akhirnya Dibatalkan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Permendagri Nomor 3 Tahun 2018 tentang Penerbitan Surat Keterangan Penelitian (SKP) akhirnya dibatalkan usai dikritik banyak pihak.
Permendagri itu sendiri awalnya untuk menggantikan aturan yang telah ada sebelumnya, yaitu Permendagri Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Permendagri Nomor 64 Tahun 2011 tentang Pedoman Penerbitan Rekomendasi Penelitian.
“Dengan berbagai pertimbangan saya sebagai Mendagri membatalkan Permendagri tersebut,” ujar Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo melalui pesan singkatnya, Selasa malam (6/2/2018).
Dengan dibatalkannya permendagri tersebut, maka otomatis aturan mengenai aturan soal penerbitan SKP kembali ke permendagri yang lama.
“Kembali dulu ke aturan lama. Prinsipnya dibatalkan,” kata politisi PDI-Perjuangan tersebut.
Permendagri tersebut juga sejatinya belum lama terbit yakni baru pada 11 Januari 2018 lalu. Bahkan, Kemendagri belum mengedarkan serta menyosialisasikan aturan baru tersebut.
Untuk perbaikan, Kementerian Dalam Negeri rencananya akan meminta masukan terlebih dulu dari para akademisi dan peneliti serta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui focus group discussion (FGD).
“Menyerap aspirasi kalangan akademisi, lembaga penelitian dan DPR,” kata Tjahjo.
Permendagri tersebut awalnya dikeluarkan untuk mengatur rencana pelaksanaan penelitian di seluruh wilayah Indonesia.
Tujuan diterbitkan SKP itu sebagai bentuk tertib administrasi dan pengendalian pelaksanaan penelitian dalam rangka kewaspadaan terhadap dampak negatif yang diperkirakan akan timbul dari proses penelitian.
Akan tetapi, tak dijelaskan lebih lanjut soal ukuran dampak negatif tersebut. Hal inilah yang memicu penolakan publik.
SKP tidak akan diterbitkan jika instansi terkait menganggap penelitian yang akan dilakukan punya dampak negatif.
Padahal, dalam permendagri terdahulu, Kemendagri hanya akan menolak menerbitkan SKP jika peneliti tidak mendapat tanda tangan dari pimpinan yang bersangkutan.

KOMPAS.com 

Friday, February 2, 2018

SYARAT SERDOS



SYARAT INPASSING


Tes Kompetensi Dasar BAYU PURBHA SAKTI

TKD (Tes Kompetensi Dasar) merupakan salah satu tes yang digunakan dalam seleksi penerimaan CPNS, Penerimaan Taruna/ Mahasiswa sekolah kedinasan (PKN STAN-STIS-IPDN-POLTEKIP & POLTEKIM-STIN-STMKG-STTD-STSN), penerimaan pegawai kontrak di Instansi Pemerintah, dll.
TKD terdiri dari tiga subtes yaitu Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensi Umum (TIU), & Tes Karakteristik Pribadi (TKP). TKD terdiri dari 100 soal (35 soal TWK, 30 soal TIU, & 35 soal TKP).
Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) adalah subtes pertama dari TKD. TWK menguji pengetahuan peserta tes mengenai wawasan kebangsaan seperti, Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945, Pancasila, Sejarah perjuangan bangsa, dll. TWK terdiri dari 35 soal dengan Passing Grade 70. Setiap soal yang benar dalam subtes TWK bernilai 5 dan yang salah bernilai 0, serta dalam subtes ini tidak ada skor minus/ pengurangan nilai.
Tes Intelegensi Umum (TIU) adalah subtes kedua dari TKD. TIU menguji kemampuan peserta tes mengenai kemampuan verbal, kemampuan numeric, kemampuan berfikir logis, dan kemampuan bepikir analitis. Subtes TIU terdiri dari 30 soal dengan Passing Grade 75. Setiap soal yang benar dalam subtes TIU bernilai 5 dan yang salah bernilai 0, serta dalam subtes ini tidak ada skor minus/ pengurangan nilai.
Tes Karakteristik Pribadi (TKP) adalah subtes ketiga dari TKD. TKP bertujuan untuk melihat karakteristik kepribadian dari peserta tes seperti integritas diri, semangat berprestasi, kemampuan beradaptasi, dll. Subtes TKP terdiri dari 35 soal dengan Passing Grade 126. Skor setiap soal TKP ada dalam rentang 1-5, jadi skor terendah setiap soal TKP adalah 1 dan tertinggi adalah 5.
Setiap peserta yang ingin lulus dalam TKD harus melewati Passing Grade untuk masing-masing subtesnya. Peserta yang tidak bisa melewati Passing Grade, meskipun hanya satu subtes, maka peserta tersebut dianggap TIDAK LULUS/GAGAL dalam TKD.
Dari 3 subtes TKD yang paling banyak membuat peserta gagal adalah subtes TWK, walaupun passing grade-nya paling rendah dibandingkan dengan subtes lainnya. Hal ini dikarenakan materi TWK cukup banyak dibandingkan dengan subtes lainnya. Selain TWK, subtes TIU cukup sering juga membuat peserta gagal dalam TKD meskipun tidak sebanyak TWK. Sedangkan TKP, skor peserta cukup bagus dan jarang peserta yang gagal dalam subtes ini.

Followers