Thursday, December 23, 2021

Analisis isi (content analysis)

Analisis isi merupakan metode penelitian yang ingin mengungkap gagasan penulis yang termanifestasi maupun yang laten. Oleh karenanya, secara praksis metode ini dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, seperti; menjembatani isi dari komunikasi internasional, membandingkan media atau ‘level’ dalam komunikasi, mendeteksi propaganda, menjelaskan kecendrungan dalam konten komunkasi, dan lain-lain (Weber, 1990: 9).

Menurut Weber, pemahaman dasar dari analisis isi adalah bahwa banyak kata sesungguhnya dapat diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori yang lebih kecil. Setiap kategori itu dibuat berdasarakan kesamaan makna kata, dan kemiripan makna kata dari setiap teks atau pembicaraan. Dengan asumsi itu, kita akan dapat mengetahui fokus dari pengarang, pembuat teks, atau pembicara dengan menghitung jumlah kategori yang ada dalam teks tersebut.

Dalam kajian Weber, ada beberapa langkah dalam analisis isi untuk mengumpulkan data diantaranya:

Menetapkan unit yang terekam, hal ini sangat penting dalam proses pengaregorian data. Dalam metode ini dapat dilakukan dengan beberapa level :

1.       Kata, yaitu mengklasifikasi masing-masing kata

2.       Paragraf, kalau sumberdaya manusia atau komputer yang tersedia terbatas, peneliti dapat mereduksinya dengan melakukan pengkodeaan berdasarakan paragraf. Namun hal ini sulit mendapatkan hasil yang reliable karena cakupannya terlalu luas.

3.       Keseluruhan teks, hal ini dilakukan dalam pengecualian ketika teks tersebut tidak terlalu banyak, seperti cerpen, headline berita, dan berita koran.

4.       Menetapkan kategori, ada dua tahap dalam menetapkan kategori. Pertama kita harus mengetahui apakah hubungannya ekslusif (spesial). Kedua, harus seberapa dekatkah hubungan antar unit dalam satu kategori.

5.       Melakukan tes coding di teks sampel. Hal ini diupayakan agar tidak ada ambiguitas dalam kategori. Tahapan ini juga digunakan untuk merevisi hal-hal yang tidak tepat dalam skema klasifikasi

6.       Menilai akurasi atau reabilitas

7.       Merefisi aturan pengkodingan

 

prosedur penelitian analisis isi dengan kedua pendekatan sebagaimana dijelaskan di atas, Krippendorff memberikan gambaran mengenai tahapan-tahapan yang ada di dalam penelitian ini. Ia membuat skema penelilitan analisis isi ke dalam 6 tahapan, yaitu:

1.       Unitizing (peng-unit-an)

2.       Sampling (pe-nyamling-an)

3.       Recording/coding (perekaman/koding)

4.       Reducing (pengurangan) data atau penyederhanaan data

5.       Abductively inferring (pengambilan simpulan); bersandar kepada analisa konstuk dengan berdasar pada konteks yang dipilih

6.       Naratting (penarasian) atas jawaban dari pertanyaaan penelitian.

 

Unitizing, adalah upaya untuk mengambil data yang tepat dengan kepentingan penelitian yang mencakup teks, gambar, suara, dan data-data lain yang dapat diobservasi lebih lanjut. Unit adalah keseluruhan yang dianggap istimewa dan menarik oleh analis yang merupakan elemen independen. Unit adalah objek penelitian yang dapat diukur dan dinilai dengan jelas, oleh karenanya harus memilah sesuai dengan pertanyaan penelitian yang telah dibuat.

Sampling, adalah cara analis untuk menyederhanakan penelitian dengan membatasi observasi yang merangkum semua jenis unit yang ada. Dengan demikian terkumpullah unit-unit yang memiliki tema/karakter yang sama. Dalam pendekatan kualitatif, sampel tidak harus digambarkan dengan proyeksi statistik. Dalam perdekatan ini kutipan-kutipan serta contoh-contoh, memiliki fungsi yang sama sebagai sampel. Sampel dalam bentuk ini digunakan untuk mendukung atas pernyataan inti dari peneliti.

Recording, dalam tahap ini peneliti mencoba menjembatani jarak (gap) antara unit yang ditemukan dengan pembacanya. Perekamaan di sini dimaksudkan bahwa unit-unit dapat dimainkan/digunakan berulang ulang tanpa harus mengubah makna. Kita mengetahui bahwa setiap rentang waktu memiliki pandangan umum yang berbeda. Olehkarenanya recording berfungsi untuk menjelaskan kepada pembaca/pengguna data untuk dihantarkan kepada situasi yang berkembang pada waktu unit itu muncul dengan menggunakan penjelasan naratif dan atau gambar pendukung. Dengan demikian penjelasan atas analisis isi haruslah tahan lama dapat bertahan disetiap waktu.

Reducing, tahap ini dibutuhkan untuk penyediaan data yang effisien. Secara sederhana unit-unit yang disediakan dapat disandarkan dari tingkat frekuensinya. Dengan begitu hasil dari pengumpulan unit dapat tersedia lebih singkat, padat, dan jelas.

Inferring, tahap ini mencoba menanalisa data lebih jauh, yaitu dengan mencari makna data unit-unti yang ada. Dengan begitu, tahap ini akan menjembatanai antara sejumlah data deskriptif dengan pemaknaan, penyebab, mengarah, atau bahkan memprovokasi para audience/pengguna teks. Inferring, bukan hanya berarti deduktif atau induktif, namun mencoba mengungakap konteks yang ada dengan menggunkan konstruksi analitis (analitical construct). Konstuksi analitis befngsi untuk memberikan model hubungan antara teks dan kesimpulan yang dituju. Dengan begitu, konstuksi analitis harus menggunkan bantuan teori, konsepsi yang sudah memiliki kebasahan dalam dunia akademis.

Naratting, merupakan tahan yang terakhir. Narasi merupakan upaya untung menjawab pertanyaan penelitian. Dalam narasi biasanya juga berisi informasi-informasi penting bagi pengguna penelitian agar mereka lebih paham atau lebih lanjut dapat mengambil keputusan berdasarkan hasil penelitian yang ada.

 


Thursday, December 2, 2021

IRADAH CINTA 2021

 Ayo dengarkan lagu terbaru Narayana Indie 'IRADAH CINTA' di Spotify, Youtube, Deezer, iTunes, Joox, Amazon Music dan berbagai aplikasi musik digital pilihan kamu.

SILAKAN CLICK LINK DI BAWAH INI

https://www.youtube.com/watch?v=mtTMCC95-74

https://web.facebook.com/photo/?fbid=10223896876907932&set=a.1050009408596



Friday, November 19, 2021

kode kerusakan Toyota Avanza


Kode 13 Malfungsi Sirkuit "A" Sensor Posisi Crankshaft Kode 14 Sirkuit "A" Sensor Posisi Camshaft (Bank 1 atau Single Sensor) Kode 16 Sirkuit Primer/ Sekunder "A" Koil Pengapian Kode 18 Sirkuit Sensor Knock 1 Kode 21 Sirkuit Sensor Oksigen (Bank 1 Sensor 1) Kode 23 Sirkuit Heater Sensor O2 (Bank 1 Sensor 1) Kode 25 Sistem Terlalu Kurus (Malfungsi A/F Kurus, Bank 1) Kode 26 Sistem Terlalu Gemuk (Malfungsi A/F Gemuk, Bank 1) Kode 31 Sirkuit MAP Sensor Kode 41 Malfungsi Sirkuit Sensor Posisi Pedal Throttle di Throttle Body Kode 42 Sensor temperatur air pendingin mesin Kode 43 Intake Air Temperature (bahasa inggris) atau sensor suhu udara intake manifold Kode 44 Sistem Sinyal Sensor Temperatur Evaporator Air Conditioner Kode 51 Sirkuit Switch A/C Malfungsi Kode 52 Sensor Kecepatan Kendaraan Kode 54 Sirkuit Sinyal Starter Kode 71 Malfungsi pada Sistem Kontrol Idle (ISC) Kode 73 Malfungsi pada Sistem VVT (Bank 1) Kode 74 Malfungsi pada Sikuit OCV (Bank 1) Kode 75 Sensor VVT / Range Sirkuit sensor Posisi Camshaft / Problem Performance (Bank 1) Kode 76 Malfungsi pada Sirkuit Purge Control Valve Sistem Evaporative Emission Control atau VSV valve

Wednesday, November 17, 2021

AC mobil tidak dingin?

 Kenapa AC mobil tidak dingin hanya keluar angin?

1. Freon habis Agar bisa berfungsi, AC membutuhkan freon. Kalau freon habis, maka bisa dipastikan AC tidak akan dingin dan hanya keluar angin. Oleh karenanya, coba cek freon AC apabila Anda tidak merasakan sensasi dingin di dalam kabin. Jika memang karena freon habis, Anda bisa mengisi ulang atau menambahnya dengan cara mengunjungi bengkel resmi mobil Toyota. 2. Kondensor kotor Cara kerja kondensor wajib AutoFamily pahami terlebih dahulu sebelum membersihkannya. Kondensor adalah bagian pada AC yang tugasnya membuang suhu panas yang dilepaskan kompresor. Kalau sampai bagian ini kotor, maka akan menjadi penyebab AC mobil tidak dingin hanya keluar angin. Untuk mencegah kotornya kondensor, AutoFamily harus rutin membersihkan kotoran yang menumpuk agar tidak menimbulkan penyumbatan. 3. Kompresor rusak Kalau misalnya kondensor Anda bersih, tapi sistem pendinginan tetap tidak terasa, maka penyebab AC mobil tidak dingin hanya keluar angin adalah kompresor. Pemicunya bisa karena kompresor aus atau rusak. Cirinya adalah sight glass berwarna hitam. Kalau tanda ini muncul, maka itu artinya receiver dryer atau expansion valve tersumbat oleh kotoran. Baca juga: Kompresor AC Hidup Sebentar Lalu Mati Kembali? Mungkin Ini Masalahnya! 4. Extra fan mati Penyebab AC tidak dingin berikutnya adalah extra fan mati. Apabila komponen yang terletak di depan kondensor ini mati, maka akan memengaruhi proses kondensasi. Padahal, kondensasi adalah proses yang membuat penurunan suhu di dalam kondensor. Jika extra fan tidak berputar, otomatis penurunan suhu tidak bakal terjadi. Akhirnya, kabin di dalam mobil pun akan tetap terasa panas. ​​​​​​​5. Sistem AC mobil kelebihan tekanan Hati-hati kalau AutoFamily baru saja mengisi oli kompresor. Sebab, pengisian oli kompresor yang berlebihan akan membuat tekanan di dalam freon AC meningkat. Kalau tekanan sudah meningkat, maka kompresor akan berubah menjadi sangat panas. Hal selanjutnya yang akan terjadi adalah proses kondensasi terhambat. Padahal, seperti yang sudah dibahas tadi, kondensasi adalah proses penting untuk menurunkan suhu. Jika prosesnya terganggu, maka AC mobil akan terasa tidak dingin. 6. Penyumbatan evaporator Evaporator yang tersumbat debu maupun kotoran akan membuat aliran udara dari blower menjadi terhambat. Kalau aliran udara sudah terhambat, akibatnya sirkulasi AC juga jadi terganggu. Memang, sangat wajar untuk debu dan kotoran ikut masuk ke evaporator melalui hisapan blower yang terhubung dengan komponen tersebut. Namun, agar tidak semakin mengurangi kenyamanan Anda selama berkendara, pastikan rutin membersihkan evaporator AC. 7. Fan belt putus Fungsi fan belt di dalam AC adalah sebagai penyalur putaran mesin menuju kompresor. Apabila fan belt ini putus atau mengalami kerusakan lain, maka bisa dipastikan kinerja kompresor tidak akan maksimal karena tidak mendapat aliran putaran mesin. Kalau kompresor sudah tidak bekerja secara optimal, maka aliran freon pun tidak akan bersirkulasi. Akibatnya, AC kendaraan AutoFamily terasa tidak dingin, hanya keluar angin saja dari dalamnya. ​​​​​​​8. Thermistor rusak Thermistor adalah kependekan dari thermo dan resistor. Komponen ini memiliki tanggung jawab mengirimkan sinyal kepada kompresor untuk berhenti bekerja saat suhu kabin mobil sudah mencapai temperatur sesuai pengaturan pada AC. Namun, apabila thermistor ini rusak, maka tidak akan ada sinyal yang dikirimkan ke kompresor. Alhasil, kompresor bakal terus menerus bekerja hingga evaporator beku. Kalau evaporator sudah beku, kondisi ini akan menjadi penyebab AC mobil tidak dingin hanya keluar angin. Penyebab AC mobil tidak dingin hanya keluar angin bisa jadi karena alasan sepele freon habis dan butuh diisi ulang. Namun, bisa juga pemicu AC mobil tidak dingin adalah kerusakan yang terjadi pada komponen di dalamnya.

Wednesday, November 10, 2021

Systematic Review

 

Definisi Systematic Review

Banyak istilah terkait dengan systematic review, antara lain kita kenal adanya integrative literature.

 Integrative literature dikenal sebagai metode yang menggabungkan banyak studi orisinil. Ada dua jenis integrative literature yaitu literature review (review artikel atau state of the art review) dan systematic review. Apabila dalam systematic review dilakukan analisis statistik formal maka systematic review disebut meta analisis (Sastroasmoro & Ismael, 2008).

 Ada hal yang membedakan literature review dan systematic review, dimana pada literature review umumnya penelusurannya tidak dilaksanakan dengan sistematik, tidak diklasifikasikan dengan kriteria yang sebelumnya ditetapkan serta kurang dilaksanakan telaah kritis serta kurang dilaksanakan evaluasi sistematis terhadap kualitas artikel.

 Systematic review mempunyai kriteria dimana penelaahan terhadap artikel dilaksanakan secara terstruktur dan terencana. Systematic review meningkatkan kedalaman dalam mereview dan membuat rigkasan dalam evidence riset (Davies & Crombie, 2009).

Tujuan Systematic Review

Tujuan sistematic review antara lain menjawab pertanyaan secara spesifik, relevan dan terfokus. Systematic review juga menjarihasil riset, menurunkan bias dari review, mensintesis hasil, mengidentifikasi gab dari riset (Torgerson, 2003). Systematic review juga sering dibutuhkan untuk penentuan agenda riset, sebagai bagian dari desertasi atau tesis serta merupakan bagian yang melengkapi pengajuan hibah riset (Davies & Crombie, 2009).

Langkah dalam Systematic Review

Pelaksanaan Systematic Review mempunyai tahapan:

a.        Mendefinisikan tujuan dari review dan menetapkan tipe dari evidence yang akan membantu menjawab tujuan review.

b.         Pencarian Literatur. Pencarian literatur telah ditetapkan strateginya, apakah hanya literatur yang sudah terpublikasi ataukah termasuk laporan riset yang tidak terpublikasi. Tahun terbit juga ditetapkan batasannya. Penggunaan jenis bahasa (English dan non English), dan juga jenis literatur juga menjadi kriteria systematik review. Jenis literatur sudah ditetapkan sebelumnya yaitu apakah hanya berupa jurnal ataukah termasuk conference prociding, opini ataupun laporan projek. Cara penelusuran secara elektronik, search engines, databases dan websites ataukah pencarian secara manual juga ditetapkan sebelumpelaksanaan sistematik review.

c.        Penilaian study. Penetapan kriteria inklusi termasuk jenis methodology apakah hanya yang kuantitatif ataukah termasuk riset kualitatif.

d.        Mengkombinasikan Hasil. Hasil review setelah dilaksanakan harus dikelompokkan untuk

mendapatkan makna. Penemuan agregration/ pengelompokan ini sering disebut evidence sinstesis.

e.        Menetapkan hasil, penemuan dari penglompokan yag telah dilaksanakan perlu didiskusikan untuk menyimpulan konteks/ hasil review.

Jenis-jenis Systematic Review

a.       Rapid Evidence Assesment Review (REA) Merupakan metode pencariandan evaluasi literature secara cepat tetapi tahapan dan comprehensive dari

review masih sangat terbatas.

b.       User Involvement

Metode pencarian dan evaluasi literatur yang digunakan sebagai persyaratan dalam studi awal riset

c.       Mixed methods

Metode pencarian dan evaluasi literature dengan metode blended yaitu menggunakan kriteria dilaksanakan baik pada riset dengan desain kualitatif muapun kuantitatif. Keuntungan mixed methods akan meningkatkan integritas dari hasil, tetapi kelemahannya adalah ketika ada kategorikal yang belum masuk dalam kriteria review.

 

 

Metode Systematic Literature Review

 


Studi literatur sudah lama saya dengar, tetapi baru kali ini ada istilah systematic literature review (SLR) yang banyak muncul di artikel-artikel jurnal terkini. Studi literatur sistematik ini bermaksud untuk merinci dan menyimpulkan teknologi yang saat ini digunakan dengan manfaat dan batasan yang dimilikinya. Selain itu metode ini bisa juga untuk memperoleh research gap serta wilayah penelitian baru yang menarik untuk diteliti. Framework dan background bisa pula diketahui dengan SLR untuk memposisikan riset baru.

SLR memiliki tiga langkah/tahapan yaitu Planning, Conducting dan Reporting. Sebenarnya langkah ini pernah saya jalankan, hanya saja tidak sistematis, ada yang Planning dan Conducting saja tanpa Reporting, misalnya. SLR sendiri diperkenalkan oleh Barbara Kitchenham, silahkan unduh di sini. Awalnya SLR (atau disingkat juga SLRs) merupakan pengembangan dari Evidence-Based Software Engineering (EBSE) yang masuk ranah rekayasa perangkat lunak.

Planning

Pada fase ini identifikasi terhadap apa yang dibutuhkan dalam melakukan studi literatur harus sudah fix. Berbeda dengan membaca novel yang kita sendiri tidak tahu isinya dan butuh “surprise” ketika membacanya. Membaca artikel ilmiah kita harus tahu terlebih dahulu isinya sebelum membaca, mengetahui di sini adalah gambaran umumnya saja dulu. Yang kedua pada fase ini adalah menentukan pertanyaan penelitian (research question) yang menjadi dasar dalam melakukan studi literatur.

Conducting

Fase ini adalah proses pencarian terhadap sumber-sumber literatur. Terdiri dari: identifikasi penelitian, memilih riset-riset yang utama, meng-asses kualitas suatu literatur, mengekstrak data-data dan terus memonitor, dan mensintesis data. Biasanya LSR menggunakan media “searching” yang sudah tersedia di beberapa pengindeks (Scopus, SAGE, IEEE Explore, Wiley Online, Science Direct, dan lain-lain. Biasanya penggunaan String sangat membantu (dengan logika OR dan AND), misal: ((“technology-organization-environment” OR “TOE” ) AND (“framework” OR “conceptual framework” OR “structure”)).

Reporting

Fase ini menghasilkan bahan-bahan literatur yang sudah tersistematis dengan baik. Biasanya dari ratusan artikel diolah menjadi puluhan dan akhirnya belasan yang siap dibaca dan dianalisa. Biasanya ada tiga tahapan yaitu Database Search dari pengindeks-pengindeks yang tersedia di internet (baik gratis/berbayar) yang memperoleh data sebanyak ratusan. Berikutnya Abstract, Title, and Keyword review yang mensortirnya menjadi puluhan saja. Terakhir adalah Full Review sebanyak kira-kira belasan. Tentu saja jumlah tidak harus seperti contoh di atas.

Thursday, October 28, 2021

Prosedur pembelian motor baru

  

1.      Pembeli mengecek harga motor terbaru dari brosur

2.      Pembeli melakukan konsultasi dengan pihak admin dealer motor

3.      Pembeli melakukan kesepakatan pembayaran secara kredit atau tunai dengan pihak dealer

4.      Pembeli mempersiapkan softfile ktp sebagai syarat pembelian

5.      Pembeli mempersiapkan nama yang akan ditulis stnk dan bpkb harus sesuai dengan nama yang ditulis di ktp

6.      Cetakan stnk akan jadi dan dapat digunakan selang jangka waktu 2 minggu dari pembelian

7.      Bpkb dapat diambil 3 bulan sesudahnya

8.      Ktp softfile harus disiapkan apabila bpkb diambil bukan pemiliknya

 

Friday, October 1, 2021

Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober

 Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober ini diperingati untuk mengingatkan masyarakat soal ideologi Pancasila yang tak bisa digantikan oleh paham apapun.


Tahun ini, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim meminta masyarakat untuk mengibarkan bendera setengah tiang pada 30 September dan bendera satu tiang pada 1 Oktober.


"Setiap kantor instansi pusat dan daerah, kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri serta seluruh komponen masyarakat Indonesia pada tanggal 30 September 2021 agar mengibarkan bendera setengah tiang dan pada tanggal 1 Oktober 2021 pukul 06.00 waktu setempat, bendera berkibar satu tiang penuh," demikian tertulis di pengumuman dalam SE Penyelenggaraan Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2021.


Tema Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2021 adalah "Indonesia Tangguh Berlandaskan Pancasila"

Wednesday, September 29, 2021

BKD 2021 janjun

 BKD 2021 janjun


https://drive.google.com/drive/folders/1OJcOxFwsJov4wzxTMc0ZCb8Bx3ZsjF9S?usp=sharing


OBS STREAMING youtube

 OBS STREAMING youtube


https://drive.google.com/drive/folders/1qta5NcPE0rmxQXrMmdVoM6RT-9h3xuNr?usp=sharing


FASTSTONE 8 recording video

 FASTSTONE 8 recording video


https://drive.google.com/drive/folders/1BppDr854BVAtR1xNyr_4gLHO0rrUbqMN?usp=sharing


Tuesday, July 13, 2021

ADM. RPP, SILABUS, KURIKULUM DAN MODUL TK/PAUD/KB

 

🛰️ UNTUK TK-PAUD-KB
 
1.            Buku Catatan Prestasi Pendidik Guru PAUD TK I
2.            Buku Tamu Umum di PAUD
3.            Buku Tamu Yayasan PAUD
4.            Struktur Organisasi & Tujuan PAUD TK
5.            Catatan Hasil Karya PAUD K-13
6.            RAPBS TK-PAUD
7.            Sertifikat PAUD TK KB TPA Mail Merge
8.            Surat Pengantar PAUD TK KB
9.            Buku Absensi Harian Guru
10.          Buku Induk
11.          Standar Isi PAUD
12.          SPP PAUD + INFO Bayar Iuran
13.          Silabus RPP TK RA
14.          Silabus PAUD Non Formal Silabus PAUD Formal
15.          Satuan Kegiatan Harian
16.          RPPH PAUD Tema Diri Sendiri Kurikulum 2013
17.          Rencana Kegiatan Harian
18.          Program Rencana Kerja PAUD KB TK
19.          Program Kegiatan Gugus TK
20.          Pengisian Instrumen Pemetaan Mutu PAUD
21.          Kurikulum PAUD TK
22.          Lembar Penilaian TK
23.          Keadaan Pengelola Pendidik PAUD TK KB
24.          Indikator PAUD Tahun Kurikulum 2013
25.          Format LPPA PAUD Laporan Perkembangan Anak
26.          Buku Kumpulan Lagu Anak PAUD TK
27.          Buku Kumpulan Doa Anak PAUD TK
28.          Daftar Pelajaran Di PAUD TK KB
29.          Buku Ekspedisi Lembaga PAUD
30.          Buku Notula Rapat Yayasan
31.          Buku Notula Rapat Wali Murid
32.          Buku Notula Rapat Organisasi Profesi
33.          Buku Notula Rapat Guru Pendidik
34.          Buku Laporan Bulanan PAUD Ke Dinas
35.          Buku Kumpulan Tepuk Anak PAUD TK KB
36.          Buku Konsultasi Orang Tua Guru PAUD
37.          Buku Kemitraan Kerjasama Pihak Luar
38.          Buku Juknis Pengelolaan Data dan Informasi PAUD TK
39.          Format Evaluasi Penilaian PAUD TK KB TPA SPS
40.          Tata Tertib Siswa Paud PAUD TK KB
41.          Ide Kreasi Plastisin Play Doh untuk PAUD TK KB SPS
 
Pesan :
👇👇👇 https://bit.ly/PESANADMMODULTKPAUD

Wednesday, July 7, 2021

USER DI OJS

 Jurnal Manager

bertugas men setup jurnal dan mengatur fungsi peran (role) dari staf

editorial (dapat juga sebagai Editor dan lain role lain sesuai kebutuhan).

Editor

bertugas mengawasi proses editorial; dapat memastikan kiriman ke Bagian

Redaksi, dapat memantau melalui Submission Review

Reviewer

, bertugas mereview artikel artikel yang ditugaskan oleh editor

Submission Edit bertugas melakukan penjadwalan dan konten penerbitan jurnal.

Copyeditor, Bekerja dengan kiriman untuk mengatur tata bahasa dan segala macam

penulisan dari jurnal.

Layout Editor,

Mentransformasi copyedited kiriman ke dalam galleys HTML, PDF, dan

atau PS file dalam format elektronik untuk penerbitan.

Proofreader,

Pengecekan akhir yang berkenaan dengan percetakan.

Author , Pengunjung yang memiliki hak akses untuk mengirimkan artikel

Reader

, pengunjung yang tidak memiliki hak akses untuk mengirimkan artikel

Syarat Minimum Jurnal ilmiah

 1.

Memuat artikel yang secara nyata memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni yang didasarkan

pada hasil penelitian, perekayasaan, dan/atau telaahan yang mengandung temuan dan/atau pemikiran yang

orisinil serta tidak plagiat;

2.

Memiliki dewan penyunting jurnal berkualifikasi sesuai dengan bidang ilmu yang mewakili bidang ilmu

pengetahuan, teknologi, dan/atau seni;

3.

Melibatkan mitra bestari berkualifikasi sesuai dengan bidang ilmu jurnal dari berbagai perguruan tinggi

dan/atau badan penelitian dan pengembangan serta industri yang berbeda dari dalam dan/atau luar negeri

yang menyaring naskah secara objektif;

4.

Menggunakan Bahasa Indonesia dan/atau bahasa resmi Perserikatan Bangsa Bangsa;

5.

Menjaga konsistensi gaya penulisan dan format penampilan;

6.

Dikelola dan diterbitkan secara elektronik melalui jejaring teknologi informasi dan komunikasi;

7.

Terbit sesuai dengan jadwal; dan

8.

Memiliki nomor seri standar internasional secara elektronik ( Electronic International Standard Serial

Number /EISSN) dan pengenal objek digital Digital Object Identifier /DOI).

Tuesday, June 29, 2021

SYARAT MENGAJUKAN LEKTOR

 Untuk mengajukan AA atau Lektor , kita cukup pada 3 poin kesamaan:

1. Pendidikan Terakhir

2. Mata kuliah yang diajar sesuai Pendidikan Terakhir

3. Publikasi sesuai Pendidikan Terakhir


Pengurusan di Kopertis / LLDIKTI


Untuk mengajukan LK atau GB , maka komposisi berubah di poin 2:

1. Pendidikan Terakhir

2. Prodi / Homebase

3. Publikasi


Ketiganya harus sama


Pengurusan Pusat Jakarta

Thursday, June 3, 2021

Persiapan Sebelum Setting DOI


Untuk meminimalisir error saat setting DOI, sebelum melakukan pengaturan DOI di OJS, baik OJS 2 maupun OJS 3, isian yang harus diisi lengkap adalah sebagai berikut :
1. Journal Title (nama jurnal), nama jurnal disini harus sesuai nama jurnal pada ISSN.
2. Journal Initials , diisi dengan inisial jurnal
3. Journal Abbreviation , diisi dengan singkatan/akronim jurnal. Akan lebih baik jika abbreviation dilakukan menggunakan tool resmi yang disediakan oleh ISSN, bisa diakses di http://www.issn.org/services/online-ser ... -the-ltwa/
4. Journal ISSN (or electronic ISSN), diisi nomor ISSN baik cetak maupun elektronik, namun apabila hanya memiliki e-ISSN yang cetak dikosongi.
5. Principal Contact (name and email), bisa diisi dengan kontak utama yang bisa dihubungi bisa editor-in-chief (penanggung jawab jurnal)
6. Technical Support Contact (name and email), bisa diisi dengan kontak editor atau admin pelaksana OJS suatu jurnal.
7. Publisher (Institution and URL), nama penerbit harus sesuai dengan nama yang didaftarkan ke crossref dan pastikan URL atau website penerbit aktif.

Thursday, February 4, 2021

Syarat buat jurnal baru

 *Usulan Akreditasi Jurnal Tahun 2021*


Dalam rangka meningkatkan kualitas jurnal ilmiah secara berkelanjutan, Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional, melaksanakan akreditasi terhadap jurnal ilmiah elektronik yang diterbitkan oleh perguruan tinggi, lembaga ilmiah, dan himpunan profesi di Indonesia sesuai Permenristekdikti nomor 9 Tahun 2018 tentang akreditasi jurnal ilmiah.




*Bagi jurnal ilmiah yang baru akan akreditasi, syarat minimal usia jurnal adalah telah terbit selama 2 tahun teratur (dengan mengusulkan nomor terbitan 2 tahun terakhir). Bagi jurnal ilmiah yang masa berlaku akreditasinya akan habis disilakan untuk mengajukan kembali reakreditasi selambatnya 6 bulan sebelum berakhir (dengan mengusulkan 1 nomor terbitan terakhir). Seluruh usulan yang masuk akan dievaluasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.*




Jurnal ilmiah elektronik dinilai menggunakan instrumen yang tertuang dalam Peraturan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Nomor 19 Tahun 2018 tentang Pedoman Akreditasi Jurnal Ilmiah, dapat dilihat pada laman http://arjuna.ristekbrin.go.id, http://risbang.ristekbrin.go.id atau http://simlitabmas.ristekdikti.go.id/.




Pengajuan usulan akreditasi jurnal Ilmiah untuk tahun 2021 akan dibuka mulai efektif tanggal 3 Februari 2021 melalui laman http://arjuna.ristekbrin.go.id/. 




Berikut persyaratan pengusulan Akreditasi Jurnal Ilmiah Elektronik:


1. Memiliki ISSN dalam versi elektronik (e-ISSN) dan atau cetak (p-ISSN) bila terbitan terbit dalam dua versi, sesuai data di laman http://issn.pdii.lipi.go.id


2. Mencantumkan persyaratan etika publikasi (publication ethics statement) dalam laman website jurnal


3. Jurnal ilmiah harus bersifat ilmiah, artinya memuat artikel yang secara nyata mengandung data dan informasi yang memajukan pengetahuan, ilmu, dan teknologi serta seni


4. Jurnal ilmiah telah terbit paling sedikit 2 tahun berurutan, terhitung mundur mulai tanggal atau bulan pengajuan akreditasi


5. Frekuensi penerbitan jurnal ilmiah paling sedikit 2 kali dalam satu tahun secara teratur


6. Jumlah artikel setiap terbit sekurang-kurangnya 5 artikel


7. Tercantum dalam Portal Garuda (garuda.ristekbrin.go.id)


8. Memiliki pengenal objek digital (Digital Object Identifier/DOI)


9. Memiliki profil Jurnal di Google Scholar




Pengumuman hasil akreditasi adalah mutlak/tidak dapat diganggu gugat, dan akan disampaikan langsung melalui surat serta melalui laman http://arjuna.ristekbrin.go.id, http://risbang. ristekbrin.go.id dan http://simlitabmas.ristekdikti.go.id/




Atas perhatian dan kerja sama yang baik, kami ucapkan terima kasih.


Sumber http://arjuna.ristekbrin.go.id/files/info/Pengumuman_Usulan_Akreditasi_Jurnal_Tahun_2021.pdf

Followers