Tuesday, August 16, 2016

Negeri tanpa ayah (fatherless country)


Negeri tanpa ayah (fatherless country) adalah fenomena yang mau tidak mau harus diwaspadai oleh kita saat ini. Fenomena ini timbul ketika banyak ayah yang terjebak dalam peran sebagai pencari nafkah lahiriah keluarga semata, tanpa mau ambil peduli terhadap pendidikan dan pertumbuhan anak.

Sebuah penelitian yang dilakukan di tiga puluh tiga propinsi di Indonesia antara tahun 2009 sampai dengan 2010 memberikan kesimpulan bahwa negeri kita Indonesia layak untuk dinobatkan sebagai salah satu “Negeri Tanpa Ayah”. Bukan karena banyaknya anak yatim yang ditinggal mati ayahnya. Tapi karena para ayah yang tidak mau memperhatikan perkembangan anak-anak mereka.

Ibu Elly Risman, salah seorang peneliti yang terlibat dalam penelitian tersebut mengatakan bahwa setelah melakukan wawancara kepada sekian banyak pasangan suami istri, terbukti bahwa di Indonesia peran ayah dalam mendidik anak sangatlah minim. Banyak pasangan yang mengira bahwa di dalam keluarga, tugas ayah hanya bekerja dan mencari nafkah, sedangkan kewajiban mendidik dan merawat anak itu adalah tugas seorang ibu.

Kita dapati banyak ayah yang berangkat kerja bahkan sebelum anak-anaknya bangun, dan pulang setelah anak terlelap dalam tidurnya. Tiba di rumah dalam keadaan lelah tanpa sempat berinteraksi dengan putra-putrinya.

Kemalangan ini semakin ditambah dengan egoisme sang ayah di akhir pekan. Banyak ayah yang lebih memilih untuk menghabiskan waktu mereka di akhir pekan untuk mengurusi hobi dan hangout bersama rekan-rekannya daripada mengisinya bersama anak-anak.

No comments:

Followers