Wednesday, October 9, 2024

Evolutionary Studies in Imaginative Culture

 Dear Authors.

 

We are pleased to invite you to submit your valuable manuscript to the Journal of Evolutionary Studies in Imaginative Culture (ESIC).

 

 

Evolutionary Studies in Imaginative Culture (ESIC) publishes scholarly and scientific articles on every aspect of imaginative culture: literature, film, theater, television, music, ideology, religion, politics, the visual arts, and digital media. Contributors to ESIC also review books from all fields of the evolutionary sciences and humanities. The journal aims to help researchers stay informed about the newest thinking in the broad range of disciplines that converge on imaginative culture. Articles are written in English, but the subject matter can include works from any language and any historical period.


The papers will be published within one months and the Publication fee is 1200 Euros.

 You are requested to submit your valuable article for the review process through this email submission.esic@gmail.com

 



Kind Regards,

Editor-in-Chief

Evolutionary Studies in Imaginative Culture (ESIC)

 

Website: https://esiculture.com/index.php/esiculture
Scopus link: https://www.scopus.com/sourceid/21101016800#tabs=2

SJR link: https://www.scimagojr.com/journalsearch.php?q=21101016800&tip=sid&clean=0

Thursday, September 12, 2024

COOL EDIT

 Cool edit pro adalah software yang digunakan untuk mengedit file-file yang berekstensi mp3, wav, cda, cel dan sebagainya yang mendukung format suara. Pada pembahasan kali ini kita akan mencoba menggabungkan (mixing) suara dalam hal ini lagu, antara lagu yang satu dengan yang lainnya, dan berbagai efek yang bisa digunakan dalam cool edit pro 2.0.

  1. Langkah awal yang harus kita lakukan adalah buka program cool edit pro.
    Seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
  2. Pilih file open, masukkan lagu-lagu yang anda punyai. Pada gambar di bawah ini saya memasukkan lagu rocker juga manusia miliknya serious band dan lagu berlalu milikny the fly, 
  3. Langkah berikutnya adalah mainkan lagu pertama sampai kira-kira waktu menunjukkan 20 detik kemudian klik stop. Dan bloklah lagu tersebut. 
  4. Lagu dalam keadaan terblok dari detik awal sampai detik ke 20,190
  5. Copykan dengan cara pilih menu edit → copy to new. Maka pada daftar lagu yang terbuka akan bertambah 1 file lagu yang bertuliskan rocker juga manusia 2.
  6.  Lakukan hal yang sama pada lagu kedua, blok lagu pada detik sesuai selera anda dan copy file tersebut seperti yang di jelaskan di atas. 
  7. Ada 2 file baru hasil pengcopyan tadi.

  8. Sekarang klik 2x pada lagu yang baru tercipta, pada penjelasan ini saya mengklik file rocker juga manusia 2.
  9. Blok semua area kerja dari cool edit pro sampai tampilannya menjadi agak keabuabuan.
  10. Hasil pemblokan dari file
  11. Kemudian pilih menu edit → copy.
  12.  Kemudian double klik file yang kedua, dalam hal ini saya mengklik file the fly berlalu 2.
  13.  Kemudian klik pada tool bar paling kiri pojok bawah yang bertuliskan go to end or next cue, fungsinya supaya lagu the fly 2 tersebut berada pada paling akhir lagu. Kemudian klik paste.
  14. Klik tombol play. Nah sekarang dengarkan hasil mixing atau penggabungan dua lagu yang berbeda menjadi satu file.


Tuesday, September 10, 2024

Wave pad

 Ada beberapa aplikasi untuk mengedit audio tetapi disini saya menggunakan wave pad karena selain filenya kecil dan ringan digunakan juga cukup lengkap fiturnya. Beberapa kemampuan Wavepad diantaranya.

  1. Bisa Cut atau Split file Audio. Berfungsi sebagai Audio cutter.
  2. Bisa Join atau Mix dengan file audio lainnya. Berfungsi sebagai Audio Joiner.
  3. Bisa membesarkan output audio bila suara file audio yang asli dianggap terlalu kecil. Berfungsi sebagai Louder atau gainer.
  4. Bisa merekam suara dari luar (mikropon). Berfungsi sebagai recorder.

    Kali ini saya mencoba untuk menggabungkan beberapa lagu tapi pada bait – bait tertentu atau dengan kata kerennya “mix”. Adapun langkah – langkah nya adalah sebagai berikut :

  5. Buka wave pad
  6. Pada Menu file pilih open file kemudian pilih lagu pertama yang akan diedit.
  7. Pada menu edit pilih duplicate.
  8. Pastikan yang diedit pada layer duplicate ,
  9. Disini saya hanya mengambil pada bait – bait tertentu dengan mengarahkan cursor saya., kemudian klik cut.
  10. Pada menu edit pilih mix with file,
  11. Pilih lagu berikutnya yang akan di mix.
  12. Ulangi langkah ke 5.
  13. Ulangi langkah ke 6 , 7 dan 8.
  14. Pada menu effect pilih pitch change , atur pitch adjust sesuai keinginan kita kemudian klik apply
  15. Apabila edit audio sudah sesuai keinginan, maka pada menu file pilih save file atau CTRL+S kemudian beri nama file dan letakkan pada tempat yang diinginkan.
  16. Klik Save.
  17. Mudah bukan ?. Silahkan dicoba. Software aplikasi bisa di unduh disini (klik).

Monday, September 2, 2024

Belum Kuliah S3 kok dipanggil Prof

 Klarifikasi Tentang Jabatan Akademik dan Gelar Akademik di Indonesia (Vincent Gaspersz)

Di Indonesia, terdapat kebingungan yang sering terjadi mengenai penggunaan istilah "Profesor" (Prof.) sebagai gelar akademik, padahal sebenarnya "Profesor" adalah jabatan akademik. Pemahaman yang benar tentang perbedaan antara jabatan akademik dan gelar akademik penting untuk menjaga keakuratan dan ketepatan dalam konteks akademik dan profesional.
Jabatan Akademik vs. Gelar Akademik:
Jabatan Akademik: Jabatan akademik adalah posisi yang dipegang oleh seseorang dalam lingkup akademik yang mencerminkan tanggung jawab dan prestasi dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Di Indonesia, jabatan akademik terdiri dari:
1. Asisten Ahli
2. Lektor
3. Lektor Kepala
4. Guru Besar atau Profesor
Gelar Akademik: Gelar akademik adalah kualifikasi yang diperoleh seseorang setelah menyelesaikan program pendidikan formal di perguruan tinggi. Gelar akademik di Indonesia meliputi:
1. Sarjana
2. Magister
3. Doktor (Dr.)
Salah Kaprah Penggunaan Jabatan Akademik:
Akhir-akhir ini banyak diperbincangkan mengenai penggunaan jabatan akademik "Profesor" (Prof.) yang seolah-olah dianggap sebagai gelar akademik. Hal ini menyebabkan banyak orang berusaha untuk merebutnya dengan anggapan bahwa "Profesor" lebih tinggi dari "Doktor" (Dr.). Ini adalah salah kaprah dalam masyarakat yang perlu diluruskan.
Seringkali, masyarakat menganggap "Profesor" sebagai gelar akademik yang harus dicantumkan di depan nama seseorang, seperti halnya "Doktor" (Dr.). Padahal, penggunaan jabatan akademik seperti "Profesor" seharusnya hanya diterapkan dalam konteks kegiatan akademik, seperti mengajar, meneliti, dan aktivitas akademik lainnya. Ini berbeda dengan gelar akademik yang lebih tepat untuk digunakan sebagai bagian dari identitas profesional seseorang.
Mengapa Jabatan Akademik Tidak Perlu Dicantumkan pada Nama:
1. Fungsi Jabatan Akademik: Jabatan akademik mencerminkan posisi dan tanggung jawab seseorang dalam institusi pendidikan. Ini lebih terkait dengan peran dan tugas dalam lingkungan akademik, bukan sebagai identitas pribadi yang perlu ditampilkan di luar konteks akademik.
2. Ketepatan Penggunaan: Mencantumkan jabatan akademik seperti "Profesor" di depan nama seseorang dalam konteks non-akademik dapat menyebabkan kebingungan dan ketidakakuratan. Jabatan ini seharusnya digunakan untuk menggambarkan peran dan kontribusi seseorang dalam kegiatan akademik.
3. Penghargaan terhadap Gelar Akademik: Gelar akademik seperti "Sarjana," "Magister," dan "Doktor" (Dr.) adalah hasil dari pencapaian pendidikan formal yang dapat digunakan sebagai identitas profesional seseorang. Ini lebih tepat untuk dicantumkan di depan nama seseorang sebagai bentuk penghargaan terhadap pencapaian akademiknya.
Kesimpulan:
Penting untuk memahami dan memisahkan antara jabatan akademik dan gelar akademik. Jabatan akademik seperti "Profesor" adalah posisi yang menggambarkan tanggung jawab dan peran dalam institusi pendidikan dan sebaiknya digunakan hanya dalam konteks akademik.
Gelar akademik seperti "Sarjana," "Magister," dan "Doktor" (Dr.) adalah kualifikasi pendidikan yang lebih tepat digunakan sebagai identitas profesional.
Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat menghindari salah kaprah dan memastikan penggunaan istilah yang lebih tepat dan akurat dalam konteks akademik dan profesional.




Referensi:


Thursday, August 8, 2024

Perbedaan metode mengajar Indonesia dengan Finlandia


Perbedaan metode mengajar Indonesia dengan Finlandia (negara pendidikan terbaik didunia)
1)
Finlandia : Anak-anak baru bersekolah setelah mereka berusia 7 tahun.
Indonesia : Ada playgroup, TK A, TK B, bahkan sebelum umur 3 tahun pun sudah ada yang ‘menyekolahkan’ anaknya, meskipun memang cuma satu jam dengan tujuan anaknya bersosialisasi. Masalahnya lagi, untuk masuk SD pun sekarang anak-anak DIHARUSKAN sudah bisa membaca. Ada tes masuknya. Jadi ingat percakapan ibu-ibu di commuter line yang curhat soal hal ini. Yang stres bukan cuma anaknya. Orang tuanya lebih lagi.
2)
Finlandia : Sebelum mencapai usia remaja, anak-anak ini jarang sekali diminta mengerjakan pekerjaan rumah DAN tidak pernah disuruh mengikuti ujian.
Indonesia : TK pun sekarang sudah punya pekerjaan rumah, meskipun cuma sekedar menebalkan garis dan menulis angka.
3)
Finlandia : Hanya ada satu tes yang wajib diikuti oleh pelajar, dan saat itu mereka berusia 16 tahun.
Indonesia : Masuk SD pun ada tesnya. Terutama SD favorit.
4)
Finlandia : sekolah tidak membedakan anak yang pintar dan kurang pintar. Seluruhnya ditempatkan di dalam ruang kelas yang sama.
Indonesia : ada beberapa sekolah yang memberlakukan pembagian kelas berdasarkan tingkat intelegensia anak. Contoh : peringkat 1-10 masuk ke kelas A, 11-20 kelas B, dst.
5)
Finlandia : Kesenjangan antara murid terpintar dan murid paling tidak pintar di Finlandia adalah yang terkecil di dunia. Artinya, murid paling tidak pintar pun masih terhitung pintar.
Indonesia : kesenjangan begitu terlihat, banyak siswa pintar, yang kurang pun banyak.
6)
Finlandia : Setiap guru hanya menghabiskan waktu 4 jam sehari di kelas dan punya waktu 2 jam per minggu yang didedikasikan untuk ‘professional development’.
Indonesia : para guru di Indonesia yang bisa mengajar mulai jam 7 pagi sampai jam 3 sore non stop.Imagine how tired they are
7)
Finlandia : Jumlah guru yang dimiliki oleh Finlandia sama dengan jumlah guru di New York, namun jumlah murid yang ditangani jauh lebih sedikit.
Indonesia : Jumlah guru dibandingkan murid sangat jauh, dalam 1 kelas biasa terdapat 35 murid, dan 1 guru.
😎
Finlandia : Seluruh sistem pendidikan didanai oleh negara. Gratis total.
Indonesia : meskipun sudah ada beberapa wilayah yang menetapkan pendidikan gratis, masih banyak pungutan2 yg harus dibayar siswa kepada sekolah, seperti uang Lab computer, Lab bahasa, dll.
9)
Finlandia : Seluruh guru harus memiliki gelar Master/S2 yang didanai seluruhnya oleh pemerintah.
Indonesia : guru harus mencari biaya untuk melanjutkan pendidikan sendiri, tak ada bantuan pemerintah kepada semua guru.
10)
Finlandia : Kurikulum nasional hanya berlaku umum. Setiap guru (sepertinya) diberikan kebebasan mengembangkan metode pengajarannya.
Indonesia : Guru WAJIB mengikuti kurikulum dari pemerintah yang HAMPIR setiap 5 tahun berubah-ubah.
11)
Finlandia :yang menjadi guru hanyalah yang merupakan 10 lulusan teratas di universitas.
Indonesia : para lulusan terbaik berprofesi sebagai apa ya? Dokter, pengacara, direktur, investasi dan saham, pegawai Pajak?
12)
Finlandia : Status guru di masyarakat setara dengan status pengacara dan dokter. Katanya, kalau masuk ruang kelas di Finlandia, trus murid-muridnya ditanya, Siapa yang bercita-cita jadi guru? Seperempat nya akan mengangkat tangan.
Indonesia : Status guru ( apalagi non-pns) masih sering diremehkan, & dianggap pekerjaan yang kurang mencukupi kebutuhan hidup.

Tuesday, July 16, 2024

AI GRATIS

 Free

 OpenAI GPT-3 Detector: allows you to detect text created using GPT-3.

– Hugging Face Transformers: offers tools to analyze text and detect the use of AI.

 QuillBot: Can paraphrase text and help detect changes made by AI.

 AI Text Classifier: a tool from OpenAI for detecting text generated by AI models.

– GLTR (Giant Language Model Test Room): allows you to detect text created using large language models.

– GPZero: a tool for detecting text created using GPT-3 and similar models.

– Copyleaks AI Content Detector: allows you to detect text created using different AI models.

Followers